Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ada momen tidak biasa di acara peringatan 69 tahun gencatan senjata Perang Korea di Pyongyang, Korea Utara (Korut). Momen tak biasa itu adalah Ri Sol-Ju, istri pemimpin Korut Kim Jong-Un menangis di acara penting itu.
Dilansir CNN dan Reuters, Selasa (2/8/2022), momen Ri Sol-Ju meneteskan air mata itu tertangkap kamera. Ri Sol-Ju menangis persis di samping suaminya, Kim Jong-Un.
Laporan CNN yang mengutip rekaman video yang dipublikasikan televisi pemerintah Korut, KRT, pada Kamis (28/7) menyebut Ibu Negara Korea Utara itu tampak menangis saat sedang menyanyikan lagu kebangsaan Korut. Tampak Ri Sol-Ju mengedipkan matanya dengan cepat untuk menahan air matanya terus menetes.
Rekaman video yang sama juga menunjukkan mata Kim Jong-Un yang berkaca-kaca saat menyanyikan lagu kebangsaan negaranya.
Terlihat para pejabat Korut lainnya yang tampak dalam video itu juga tampak terharu saat lagu kebangsaan Korut berkumandang.
Peringatan 69 tahun gencatan senjata Perang Korea digelar secara meriah di Pyongyang, dengan berbagai acara digelar. Pertunjukan kembang api secara besar-besaran dan meriah digelar pada malam puncak peringatan, ada juga penampilan aerobatik oleh para pilot jet tempur Korut.
Pidato Kim Jong-Un
Dalam acara tersebut, Kim Jong-Un menegaskan Korut siap untuk mengerahkan 'penangkal nuklirnya'. Dia menyatakan negaranya kuat dan siap.
"Angkatan Bersenjata kita telah siap secara menyeluruh untuk merespons krisis apapun, dan penangkal perang nuklir negara kita juga siap sepenuhnya untuk mengerahkan kekuatan mutlak dengan patuh, dengan akurat dan dengan cepat sesuai misinya," tegas Kim Jong-Un dalam pidatonya.
Kim Jong-Un bahkan mengecam Presiden Korsel Yoon Suk-Yeol, yang untuk pertama kali disebut namanya secara lengkap. Kim Jong-Un menuduh Presiden Korsel mengancam keamanan dan hak untuk mempertahankan diri yang dimiliki Korut.
"Berbicara soal aksi militer terhadap negara kita, yang memiliki senjata mutlak yang paling mereka takuti, adalah tidak masuk akal dan adalah tindakan bunuh diri yang sangat berbahaya," sebutnya.
"Upaya berbahaya semacam itu akan segera dihukum oleh kekuatan kita yang kuat dan pemerintahan Yoon Suk-Yeol dan militernya akan dimusnahkan," tegas Kim Jong-Un.
Diketahui, kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea tahun 1950-1953 silam menjadikan Korut dan Korea Selatan (Korsel) secara teknis masih berperang. Pada dasarnya, Korut merayakan hari gencatan senjata ini sebagai kemenangan melawan agresi Amerika Serikat (AS). dtc