Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Selama sepekan kedepan, akan ada banyak data serta even penting yang akan dirilis. Dari tanah air ada rencana kenaikan harga BBM yang berpeluang menekan kinerja pasar keuangan dalam jangka pendek. Dan selama sepekan kedepan juga akan diputuskan mengenai besaran bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
"Meski sejauh ini pasar menilai BI akan tetap mempertahankan besaran bunga acuannya. Hal itu seiring dengan membaiknya kinerja mata uang rupiah setelah BI mempertahankan besaran bunga acuan di bulan kemarin," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (21/8/2022).
Selama sepekan kedepan, kata Gunawan, akan ada sejumlah data penting yang akan dirilis oleh negara besar seperti Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Jerman. Namun kebanyakan data yang akan dirilis sejauh ini diproyeksikan akan memburuk.
Sementara itu, data inflasi AS khususnya untuk inflasi inti yang diproyeksikan membaik, berpeluang menjadi motor penggerak pasar ke zona hijau. Meski memang realisasinya belum tentu sesuai proyeksi karena akan ada testimoni dari Gubernur Bank Sentral AS yang akan menentukan arah pergerakan pasar selanjutnya.
Mengacu pada sejumah agenda serta sentimen pasar tersebut, menurut Gunawan, dalam sepekan pasar keuangan dalam negeri berpeluang dalam tekanan. Pasar akan fokus menanti kepastian kenaikan harga BBM serta testimoni Gubernur The Fed terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuannya. "Jadi kalau BBM naik dan testimoni mengarahkan rencana kenaikan bunga acuan secara agresif, maka tekanan pada pasar keuangan akan terjadi nantinya," katanya.
Dia menambahkan, akan ada sejumlah kejutan yang tak terduga di pekan ini. Namun kejutan tersebut nantinya akan lebih mengarahkan kinerja pasar keuangan ke zona merah. Mata uang rupiah berpeluang untuk kembali mendekati 15.000/dolar AS. Sementara IHSG berpeluang untuk kembai menguji level psikologis 7.000.
Harga emas juga berpeluang untuk menguji level psikologis US$1.700/troy ons. Terlebih jika Gubernur Bank Sentral AS mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang agresif nantinya. "Jadi selema sepekan kedepan, pasar di bayang-bayangi tekanan besar yang bisa terjadi secara tiba-tiba," kata Gunawan.