Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badai Ian kini menjadi ancaman baru bagi harga pangan global. Bagaimana tidak, badai yang melanda Florida ini membuat produksi jeruk terhambat hingga ancaman pada pasokan pupuk.
Menurut penyedia gambar satelit, Maxar Technologies, setidaknya 75% dari perkebunan jeruk Florida berada di bawah ancaman hujan deras selama 36 jam ke depan. WeatherDesk Maxar juga menemukan, setidaknya sepertiga dari kebun rusak akibat angin, sebagian besar di barat laut.
Florida merupakan produsen jeruk terkemuka di dunia. Badai Ian menerpa kala mendekati musim panen, hingga membuat para petani kesulitan. Harga jus jeruk akhirnya naik hampir 30% sepanjang tahun ini.
"Akan ada sedikit penurunan buah dan kehilangan buah dari pohon," kata Maxar dikutip melalui CNN, Kamis (29/9/2022).
Ditambah lagi, produksi jeruk sudah berada di bawah tekanan yang signifikan bahkan sebelum Badai Ian menerpa. Pada Juli lalu, Departemen Pertanian AS memperkirakan, produksi jeruk turun 13% pada 2021/2022 ke level terendah dalam 55 tahun akibat kekeringan di California dan penghijauan jeruk di Florida.
Penghijauan jeruk adalah penyakit yang menyebabkan pohon menghasilkan lebih sedikit buah yang ukurannya lebih kecil. Akibatnya, produsen jus harus menggunakan lebih banyak jeruk per botol, menaikkan biaya mereka dan menyebabkan kenaikan harga bagi konsumen.
Akhirnya, harga jeruk dan jeruk mandarin melonjak 14,4% untuk tahun ini hingga Agustus. Harga jus dan minuman non-alkohol lainnya juga naik 13,1% pada periode tersebut.
Bencana alam ini juga turut berpengaruh pada naiknya penggunaan pupuk dalam aktivitas bercocok tanam petani. Karena kebutuhan pupuk yang tinggi, petani mau tidak mau harus menaikkan harga komoditas tanam atau mengurangi pasokan. Kondisi ini pun akhirnya berpengaruh pada peningkatan harga di tingkat konsumen.
Di sisi lain, badai ini datang ketika rekor kenaikan pangan sudah terjadi di AS. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, biaya makanan tahun ini telah melonjak 11,4% hingga Agustus, kenaikan tahunan terbesar sejak Mei 1979.
Harga bahan makanan juga melonjak 13,5%, serta harga menu restoran turut meningkat 8% dalam periode waktu tersebut. Cuaca ekstrem memberikan kontribusi besar terhadap lonjakan harga besar-besaran.
Salah satunya yakni kekeringan, yang telah memaksa petani AS untuk menjual ternak miliknya dan menghancurkan tanaman mereka. Tidak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, banjir juga menghancurkan tanaman dan membunuh ternak.(dtf)