Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan bunga acuan atau BI 7 day reverse repo rate sebesar 50 bps menjadi 4,75%. Memang selama tiga bulan berturut-turut bank sentral menaikkan bunga acuan ini sebagai langkah menurunkan ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Jika bunga acuan naik, maka akan diikuti oleh bunga simpanan dan bunga kredit. Ini artinya bunga kredit yang murah hanya tinggal kenangan.
Bankir menyebut memang membutuhkan jeda waktu untuk transmisi bunga acuan ke bunga simpanan sampai akhirnya ke bunga kredit, termasuk ke bunga KPR. Presiden Direktur Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan.
"Bunga kredit mungkin nanti 2-3 bulan lagi," kata dia, saat dihubungi, Jumat (21/10/2022).
Direktur Bank Negara Indonesia (BNI) Corina Leyla Karnaelis mengungkapkan perkiraan jeda waktu kenaikan bunga acuan ke bunga kredit adalah 3-6 bulan. "Karena biasanya didahului kenaikan bunga simpanan terlebih dahulu secara bertahap," jelas dia.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan kenaikan suku bunga kebijakan mendorong peningkatan suku bunga pasar uang, di tengah kenaikan suku bunga perbankan yang masih terbatas.
"Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada 19 Oktober 2022 naik 102 bps dibandingkan dengan akhir Juli 2022 menjadi sebesar 3,82%, sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan penguatan strategi operasi moneter Bank Indonesia," kata dia.
Kemudian imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 114 bps, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang relatif terjaga.
"Sementara itu, kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, lebih terbatas seiring dengan likuiditas yang masih longgar yang memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit," ujar dia.(dtf)