Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sergai. Guna meminimalisir kerugian petani ubi kayu akibat banjir, akhirnya pemilik kebun ubi terpaksa memanen muda ubinya, Senin (21/11/2022). Penyebabnya, telah enam hari air menggenangi kebun ubi. Selain merendam ribuan rumah penduduk, banjir juga merendam lahan pertanian warga.
Hal itu pun membuat petani ubi kayu yang berada di Dusun V Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, terpaksa memanen paksa ubi kayunya untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Apin salah seorang petani mengatakan, terpaksa memanen miliknya yang baru berusia empat bulan karena air telah merendam lahannya sejak beberapa hari.
"Terpaksa harus dipanen dari pada mati karena terendam air seperti ini. Biasa panen 8 sampai 10 bulan ini usianya masih 4 bulan ya mau tidak mau dari pada rugi makin besar," katanya.
Apin menyebutkan, lahan singkong miliknya seluas 2 hektare. Akibat banjir tersebut, dia pun memperkirakan mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Dia mengatakan, dari pada total merugi, setidaknya hasil panen singkong bisa sekedar untuk menggaji para pekerjanya.
"Ya mau tidak mau, ini pun hasilnya panen hanya untuk bayaran para pekerja yang sekarang ini, kerugian sangat besar hingga mencapai puluhan juta dengan luasan lahan hampir 2 hektare," akunya.
Hal sama juga disampaikan Ridwan petani lainnya. Ia mengatakan lahan pertanian miliknya yang baru ditanami bibit pada tersapu banjir. "Ini baru saja mau tanam sudah kenak banjir jadi bibit bibit semua habis terendam banjir," katanya.
Katanya, karena banjir yang tak kunjung surut membuat musim tanam padi terpaksa mundur menunggu sawah tak lagi terendam banjir. "Kalau musim tanam mundur panen pun terpaksa mundur jugalah. Ini juga belum tau sampai kapan mau tanam karana banjir juga belum surut," katanya.
Kadis Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai, Dedi Iskandar belum mempunyai data yang akurat, meski rata-rata tanaman padi baru usai panen dan akan masuk musim tanam masih dalam proses mengolah tanah.
"Kalau kebun ubi kayu belum ada laporan, tapi nanti akan kami hitung dan laporkan, tutupnya melalui seluler," katanya.