Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Terungkap penyebab kematian sekitar 2.000 ekor babi milik peternak di Medan dan Deli Serdang, Sumatera Utara sejak September 2022 lalu sampai saat ini. Balai Veteriner Medan, Ditjen Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, memastikan penyebabnya adalah karena terjangkit virus African Swine Fever (ASF).
Kepala Balai Veteriner Medan, Azfirman mengatakan, dari sample yang masuk ke Balai Veteriner, memang ditemukan ada virus ASF yang menyerang ternak babi. Sehingga menyebabkan mati mendadak.
"Saya dari laboratorium. Jadi sampel yang masuk itu diketahui memang ada penyakit ASF, bukan flu babi, ASF penyakit African Swine Fever belum ada vaksinnya," kata Azfirman saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (01/12/2022).
Ia menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada para kelompok peternak babi di Simalingkar B Medan. Ia mengatakan, virus ini tidak menular kepada manusia.
Azfirman mengimbau para peternak agar melakukan penyemprotan disinfektan disekeliling kandang babi. Lalu, mengganti pakaian saat mengurus ternak, misalnya memberi makan atau memandikan ternak.
"Kalau mau masuk itu diusahakan ganti pakaian dan alas kaki, kalaupun menggunakan pakan sisa itu, harus dimasak hingga virusnya mati," ungkapnya.
"Babi yang sehat dan sakit dipisahkan, kemudian, urus babi yang sehat dulu dan ganti pakaian baru urus babi yang sakit," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Peternak Babi Indonesia (PBI), Heri Ginting, mengatakan peristiwa babi mati mendadak diduga terpapar flu babi itu sejak bulan September 2022. Pihaknya berharap pemerintah memberikan solusi untuk mengurangi kerugain peternak.
"Total babi yang mati lebih kurang 2.000 ekor. Gejalanya flu babi. Untuk kerugian
kalau saya kalikan dengan harga itu kisaran 8 milar," kata Heri Ginting saat dikonfirmasi, Rabu (30/11/2022).
Ia meminta kepada Pemprov Sumut dan Pemkab/Pemko untuk menyediakan vaksin agar kematian ternak babi ini dapat diantisipasi. Ia juga miminta agar babi-babi yang terjangkit virus dibeli oleh pemerintah dan dimusnahkan.