Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Doloksanggul. Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan pertanian merupakan sektor kunci dalam memperkuat perekonomian bangsa. Oleh karenanya, perlu pendekatan baru dalam meningkatkan produktivitas dengan memperkuat networking dan mengembangkan pupuk organik sebagai penyubur tanaman.
"Perlunya merubah mindset dari para pelaku pertanian untuk berubah dengan kondisi yang ada. Salah satunya dengan mengembangkan pupuk organik," kata Syahrul seperti dikutip dari laman Kementerian Pertanian.
Selain itu, Penggunanan pupuk organik hayati mempunyai banyak manfaat, dalam pemakaian jangka panjang pupuk organik hayati mampu menjangkau ketersediaan unsur hara yang lengkap. Karena penggunaannya dapat memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Petanian Kabupaten Humbang Hasundutan Yonepta Habeahan mengatakan bahwa dalam upaya meningkatkan hasil tanaman, pemakaian pupuk kimia yang terus menerus perlu diimbangi dengan penggunaan pupuk organik hayati (POH).
"Penggunaan pupuk organik hayati menjadi alternatif solusi di tengah mahalnya harga pupuk kimia. Selain itu, pupuk organik hayati merupakan inokulan berbahan aktir organisme hidup yang membantu menfasilitasi tersedianya unsur hara di dalam tanah," terang Yonepta saat ditemui medanbisnisdaily.com. Senin (12/12/2022).
Dia menambahkan, selain meningkatkan produksi pertanian baik secara kualitas dan kuantitas. Dalam jangka panjang, penggunaaan POH juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan dan mencegah degradasi lahan.
Saat ini, berbagai produk POH banyak beredar di pasaran, tak ayal penggunaan POH dianggap menjadi solusi mengurangi kebutuhan pupuk kimia yang semakin mahal dan kuota pupuk bersubsidi yang semakin berkurang walau sering dianggap sama dengan pupuk organik. Padahal jelas, dalam Permentan nomor 2 tahun 2006, menggolongkan pupuk organik hayati kedalam pembenah tanah bukan pupuk organik.
Seperti POH Bio-Laksa, dengan kandungan mikroba Azotobacter, Bacilus, Pseudomonas, Actinomycates dan mikroba Ochrobactrum yang berguna sebagai penambat Nitrogen di udara, pelarut Pospor dan penghasil zat pengatur tumbuh bagi tanaman. Kini, banyak digunakan petani di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) karena dianggap dapat mengurangi biaya produksi dan membantu menyuburkan tanah.
Seperti diungkapkan Ketua Poktan Sepakat Desa Batunajagar, Kecamatan Sijamapolang, Humbahas, Sumatra utara. Dia mengaku, sudah sejak 2 tahun lebih menggunakan POH Bio-Laksa untuk pertanaman cabe merah.
"Saya terbantu, selain biaya produksi lebih murah dibanding pupuk kimia, hasil panen juga meningkat dan bisa sampai 4 bulan lebih. Kondisi tanah remah, gampang menyerap air dan penyakit layupun jarang dijumpai," ungkapnya.