Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Penyediaan dan konsumsi pangan serta perbaikan gizi di masa depan akan semakin berat, karena adanya perubahan lingkungan strategis, baik dari dalam maupun luar negeri. Meningkatnya jumlah penduduk akan menyebabkan peningkatan kebutuhan pangan secara kuantitatif dan kualitatif serta keterjangkauannya untuk pemenuhan gizi seimbang.
“Oleh karena itu, ketahanan pangan dan gizi bagi setiap orang, keluarga dan daerah menjadi sangat penting diwujudkan untuk mencegah terjadinya kekurangan dan kelebihan gizi,” kata Wali Kota Sibolga, Jamaluddin Pohan dalam sambutannya dibacakan Sekda, M Yusuf Batubara, di acara apresiasi program urban farming di Graha Aulia Kantor Perwakilan BI Sibolga, Senin (12/12/2022).
Meski Indonesia disebut sebagai negara agraris, namun belum bisa menjamin akan ketahanan pangan di dalam negeri. Maka itu, urban farming dinilai menjadi salah satu konsep pengembangan pertanian yang sehat, mudah dan murah.
Urban farming merupakan pola gaya hidup sehat yang lebih ditujukan kepada masyarakat perkotaan dengan memanfaatkan halaman rumah sebagai lahan produktif untuk bertani. Masyarakat dapat memproduksi sendiri berbagai macam kebutuhan pangan.
Pihaknya yakin, program urban farming dalam gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP), bersama tim penggerak PKK dan seluruh masyarakat, diharapkan dapat membantu mengendalikan inflasi pangan di Kota Sibolga.
“Saya berharap, semua elemen dapat bergerak bersama dalam menyukseskan program urban farming di Kota Sibolga melalui sinergitas dan kolaborasi yang baik,” katanya.
Pihaknya juga menyampaikan terim kasih kepada Bank Indonesia Sibolga atas pemberian apresiasi kepada masyarakat dalam program urban farming bertajuk “basamo samo memetik cabai”.
Pemko Sibolga terus mendukung gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) melalui program urban farming. Perlu juga meningkatkan koordinasi lintas kelembagaan yang lebih erat untuk mendukung efektivitas berbagai kebijakan stabilitas harga.
“Dalam kaitan ini, kita perlu merumuskan strategi yang tepat untuk mendorong penguatan hubungan kelembagaan yang bersifat sinergis dan efektif. Termasuk strategi kebijakan dengan melakukan operasi pasar untuk beberapa jenis komoditas tertentu sehingga diharapkan dapat menekan laju inflasi khususnya menghadapi Natal 2022 dan tahun baru 2023,” katanya.
Kepala Perwakilan Kantor BI Sibolga, Yuliansah Andrias mengatakan, melalui program urban farming, kebutuhan cabai merah pada level rumah tangga dapat terpenuhi sebagian, sehingga mengurangi kebutuhan rumah tangga untuk berbelanja cabai ke pasar (sisi demand).
“Hal ini pada akhirnya mampu menjaga tekanan inflasi cabai merah di Kota Sibolga baik dari sisi suplai maupun demand,” kata Yuliansah Andrias.
Sebagai respon atas melonjaknya harga komoditas aneka cabai pada pertengahan tahun 2022. Kantor Perwakilan BI Sibolga bersama tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dan Tim Penggerak PKK Kota Sibolga telah melakukan upaya pengendalian inflasi komoditas cabai merah yang dimulai sejak 16 Agustus 2022.
Upaya tersebut melalui program urban farming, di mana Kantor Perwakilan BI Sibolga membagikan 3.500 bibit cabai merah kepada masyarakat Kota Sibolga melalui beberapa kelompok masyarakat sasaran, salah satunya kelompok PKK, persatuan istri lembaga dan lainnya.