Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
ANCAMAN terjadinya resesi dunia yang hebat telah diramal banyak lembaga ekonomi Internasional, termasuk Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Bahkan sepertiga dunia diramalkan akan mengalaminya.
Prediksi ini setidaknya dapat dilihat dari melemahnya nilai ekonomi beberapa negara besar dunia, seperti Amerika Serikat (AS), dan Cina. Bahkan Eropa diperkirakan memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2% (yoy)(IMF, 2022).
Terjadinya perubahan pertumbuhan ekonomi di negara maju nyatanya telah ikut berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat jika inflasi tak berhasil ditekan maka krisis ekonomi menjadi keniscayaan yang tak dapat dihindarkan.
Meski berat, jika inflasi berhasil ditekan, maka bank sentral berhenti menaikkan suku bunga, dan risiko terjadinya resesi pun sangat kecil. Namun jika inflasi tak berhasil ditekan, akan terjadi skenario yang lebih buruk.
Sebagai antisipasi kontraksi sepanjang 2023, banyak negara maju akhirnya melakukan pengetatan kebijakan ekonomi dalam negerinya masing – masing, termasuk dengan memangkas biaya operasional energi yang tinggi. Harga energi dan kejutan sentimen yang berasal dari masalah perang Ukraina akan menurunkan daya lenting pertumbuhan.
Efektivitas Kebijakan
Pada banyak negara Asia, harga listrik, bahan bakar dan makanan belum sepenuhnya terpengaruh perubahan harga internasional. Dalam titik dimensional ini, pemerintah dan otoritas pasar menggunakan pengendalian harga, menggelontorkan subsidi dan langkah-langkah insentif pajak untuk meredakan dampaknya.
Kelompok ekonomi Eropa diperkirakan akan berhasil mengurangi impor gas dari Rusia dan mendapat manfaat pemulihan ekonomi pasca wabah pandemi Covid-19. Secara rasional, bank sentral merupakan pihak yang paling berpengaruh di dunia. The Fed atau Federal Reserve Board sebagai dewan federal cadangan berkomitmen mendukung sekaligus bertanggung jawab terhadap situasi yang terjadi pada pasar keuangan secara luas.
BACA JUGA: Kesiapan Pemetaaan Fiskal 2023
The Fed masih akan menaikan suku bunga kebijakannya menjadi 5% hingga 5,25% sepanjang 2023. Pada posisi ini, inflasi PCE (personal consumption expenditure) inti AS akan turun dari level 5% saat ini, menjadi ke kisaran 3% pada akhir tahun depan.
Pada kontekstual yang lain, tingkat pengangguran di AS diperkirakan anak naik sebesar 50 bps. Meski tingkat pengangguran hanya naik tipis, inflasi dapat ditekan karena kondisi saat ini disebut berbeda dari periode inflasi tinggi sebelumnya.
Beberapa alasan pendukung utamanya karena pasar tenaga kerja pasca pandemi nyatanya tak berhasil mengurangi angka pengangguran di AS. Selain itu,dampak disinflasi dari normalisasi baru-baru ini dalam rantai pasokan dan pasar perumahan sewa masih jauh. Ekspektasi inflasi jangka panjang sepanjang 2023.
Dalam perkembangan lanjutan, laju inflasi global yang bersumber dari jalur inflasi inti diperkirakan akan mereda pada 2023. Namun kemungkinan masih pada rata-rata pada sasaran 2%.Adapun risiko yang membayangi tahun ini, beberapa potensi guncangan inflasi, putaran baru kenaikan harga energi global, gangguan baru dalam rantai pasokan, dampak berkelanjutan dari konflik Rusia-Ukraina, dan ancaman kenaikan upah akibat kenaikan harga (wage-price spiral).
Dalam orientasi ini, efektivitas penggunaanenergi menjadi pendorong cepat atau tidaknya inflasi. Meskipun harga minyak mentah dunia sedang mengalami penurunan sejak 2022, namun diperkirakan perubahan ini diikuti oleh kenaikan harga energi yang sangat tajam pada 2023.
Disinilah pentingnya upaya untuk dapat mencari alternatif lain dari pengaruh minyak Rusia supaya eksistensi pasar ekonomi global dapat menahan tekanan. Pada wilayah Asia Pasifik, perekonomian negara Asia Pasifik diperkirakan mendominasi pertumbuhan ekonomi global dalam tahun mendatang.
Perekonomian regional Asia Pasifik diperkirakan mampu tumbuh sebesar 3,5% (yoy) pada tahun depan. Asia Pasifik yang berkontribusi 35% dari produk domestik bruto (PDB) dunia, mendominasi pertumbuhan 2023 dengan perjanjian bebas perdagangan antar negara kawasan, rantai pasokan yang efisien, dan biaya yang terus menerus berjalan secara kompetitif.
Kebijaksanaan Produktif
Untuk dapat terus mempertahankan kestabilan ekonomi dalam negeri, para pelaku bisnis dan pemerintah sebagai pusat regulasi ekonomi tetap perlu waspada dengan cara memberikan perhatian pada hal utama, salah satunya adalah kebutuhan untuk mengadopsi solusi bisnis yang bersifat holistik.
Untuk saat ini, sebagian besar pelaku bisnis terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih cenderung mengadopsi strategi bisnis yang bersifat instan. Untuk bertahan dan terus berkembang, pelaku bisnis harus berfokus pada diversifikasi sumber produk, penilaian biaya, dan digitalisasi ditengah melonjaknya permintaan konsumen serta kenaikan harga yang berdampak pada kestabilan rantai pasok.
Langkah bisnis Indonesia juga harus mampu mengantisipasi tantangan ekonomi pada 2023 karena faktor-faktor seperti inflasi, suku bunga yang lebih tinggi, dan rantai pasokan global yang terganggu. Pemahaman atas keadaan tersebut perlu dimiliki oleh setiap pelaku usaha mempersiapkan bisnisnya pada tahun baru ini.
Dengan pergerakan ekonomi dunia yang cepat,sebagai pelaku bisnis harus terus dihadapkan dengan pilihan untuk bergerak maju atau berisiko untuk tertinggal.Melihat kondisi tersebut, penting bagi pelaku usaha untuk memaksimalkan potensi setiap pelaku usaha melalui ragam solusi yang ditawarkan.
Kebijakaneskalasi dampak perekonomian global yang tepat guna akan memberikan extraordinary measures melalui program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi Nasional Data dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) menunjukkan jika terkendalinya kasus Covid-19, gerak ekonomi nasional pada 2022 mampu mencatatkan kinerja solid dengan nilai pertumbuhan di atas 5% (yoy) hingga kuartal ketiga.
Pada Q3-2022, pertumbuhan ekonomi nasional menyentuh angka 5,72% (yoy) atau 1,81% (qtq) dengan tetap memiliki prospek berada pada 5,2% (yoy) pada akhir tahun 2022. Konsumsi Rumah Tangga tercatat tumbuh 5,39% (yoy) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 4,96% (yoy), (Kemenkeu RI, 2022)
Prospek positif ekonomi diperkirakan masih akan terus berlanjut pada 2023, dimana pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5,3% (yoy) dan sejalan estimasi lembaga ekonomi internasional yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan berada pada kisaran 4,7%-5,1%.
Pertumbuhan impresif turut didorong dengan kinerja ekonomi spasial yang kian menguat di berbagai wilayah mulai dari Pulau Jawa (56,39%), Sumatera (22%), Kalimantan (9,42%), Sulawesi (7,11%), Bali dan kawasan Nusa Tenggara (2,74%), dan Maluku Papua (2,43%). (Kemenkeu RI, 2023)
Pertumbuhan ekonomi spasial Sumatera dan Jawa dipengaruhi oleh kekuatan sektor pertanian, kehutanan, perikanan, serta perdagangan industri. Untuk Bali dan Nusa Tenggara didominasi penyediaan akomodasi dan pergudangan. Sementara di wilayah lokal Indonesia lainnya dipengaruhi hasil pertambangan, penggalian, serta transportasi dan pergudangan.
Pada potensi ekonomi domestik inilah, pemerintah harus dapat mengatur bahkan menata sumber daya kekayaan alam dan usaha ekonomi lokal supaya berkontribusi besar untuk sistem pengembangan ketahanan energi negara dan raihan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan.
Pemerintah dan pelaku usaha harus benar – benar berkomitmen kuat dalam membentuk relasi kemitraan efisien dan efektif sejalan dengan nilai potensi kekuatan ekonomi lokal masing – masing daerah. Jika semua berjalan baik, maka simpul ketahanan ekonomi negara akan dapat terus terjaga kestabilannya.
====
Penulis Analis Ekonomi Nasional dan Eksekutif Jaringan Studi Indonesia.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG) posisi lanskap, data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]