Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indonesia dan Jepang menjalin kerja sama bilateral dengan melakukan Joint Crediting Mechanism (JCM). Selain dengan Indonesia, Jepang juga menjalin kerja sama JCM dengan 25 negara lain.
"Terkait dengan jumlah proyek di Indonesia dari 25 negara, memang Indonesia satu-satunya dengan proyek terbanyak dengan 52 proyek," ungkap Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian Ferry Ardiyanto dalam Media Gathering di Gedung Ali Wardhana Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2023).
Sebagai informasi, perjanjian kerja sama ini telah dilakukan sejak 2013 yang ditandatangani oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa kala itu dan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida pada Agustus 2013 secara terpisah.
Program JCM dilakukan bersama-sama dengan kedua negara mulai dari penyusunan metodologi (dasar penghitungan penurunan emisi gas rumah kaca), registrasi proyek, sampai kredit karbon. Dalam implementasinya, JCM melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti tenaga ahli, akademisi, pemda, maupun masyarakat lokal.
Ferry menyebutkan dari 52 proyek JCM di Indonesia sejak 2013, sudah ada 12 proyek terverifikasi mengeluarkan kredit karbon atau berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebanyak 56.254 ton CO2 equivalent.
"Tadi disebutin juga jumlah proyek 52, ada 28 metodologis yang sudah kita komitmen bersama, kemudian yg sudah registrasi 24 sedangkan yang sudah berhasil mengeluarkan karbon kredit adalah 12. Jadi yang 52 ini kebetulan dari 28 pipeline sama 24 diregister," paparnya.
Dari laporan akhir JCM, salah satu perusahaan yang telah mengeluarkan kredit karbon dan berhasil menurunkan emisi karbon adalah Azbil Co dan PT Pertamina (Persero) sebesar 34.956 ton CO2 equivalent/tahun.
Selain berupa proyek, JCM juga melakukan kerja sama antarkota di Indonesia dan Jepang. Beberapa di antaranya seperti di Kota Surabaya dengan Kitakyushu, Semarang dengan Toyama, Bandung dengan Kawasaki, Jakarta dengan Kawasaki, Batam dengan Yokohama. Adapun anggaran untuk proyek JCM di 25 negara sebesar 17,1 miliar yen atau Rp 2 triliun selama 2022-2024.
Mengutip situs Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Joint Credit Mechanism (JCM) adalah mekanisme kerjasama bilateral untuk perdagangan karbon yang juga mencakup aspek transfer teknologi. JCM tidak hanya merupakan perdagangan karbon, namun juga merupakan investasi hijau dan pembangunan rendah emisi.
JCM bertujuan mendorong pihak swasta untuk berinvestasi di Pembangunan Rendah Karbon melalui insentif dari pemerintah negara maju. JCM juga berperan dalam upaya pengurangan emisi GRK di negara tuan rumah, melalui langkah-langkah mitigasi yang terukur dan terverifikasi, untuk berkontribusi terhadap pencapaian tujuan utama UNFCCC melalui fasilitas langkah-langkah global dalam pengurangan emisi GRK.(dtf)