Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) mencatat transmisi suku bunga kebijakan terhadap suku bunga perbankan terus berlanjut. Dari data BI disebutkan perbankan mulai merespons peningkatan bunga acuan dengan menyesuaikan suku bunga simpanan dan kredit.
Dari sisi simpanan, respons terhadap kenaikan BI7DRR tercermin dari kenaikan Harga Pokok Dana Kredit (HPDK) sebagai komponen (SBDK), sehingga mendorong kenaikan SBDK pada periode laporan.
"Respons suku bunga kredit baru terhadap peningkatan suku bunga kebijakan cenderung lebih terbatas di tengah pertumbuhan kredit yang meningkat, disebabkan potensi risiko kredit yang masih tinggi," tulisnya, dikutip Jumat (20/1/2023).
Disebutkan kenaikan BI7DRR sebesar 50 bps pada November 2022 kembali mendorong peningkatan SBDK sebesar 3 bps (mtm) dari 8,65% pada Oktober 2022 menjadi 8,68%.
Suku bunga simpanan lebih responsif terhadap penyesuaian BI7DRR sehingga deposito 1 bulan meningkat sebesar 32 bps (mtm) dari 3,40% menjadi 3,72% pada November 2022.
Perkembangan tersebut mendorong spread SBDK terhadap suku bunga simpanan kembali menyempit dari 5,25% di Oktober 2022 menjadi 4,96% di November 2022.
Suku bunga kredit baru kembali menunjukkan peningkatan. Suku bunga kredit baru menunjukkan peningkatan dari semula 8,87% menjadi 9,19%, atau naik sebesar 32 bps. Hal tersebut juga terjadi hampir di seluruh kelompok bank, yaitu KCBA (135 bps), BUSN (76 bps), dan bank BUMN (10 bps).
Sementara kelompok BPD mencatatkan penurunan sebesar 77 bps pada periode yang sama.
Peningkatan utamanya terjadi pada jenis Kredit Konsumsi, yang didorong oleh jenis Kredit Multiguna yang naik tajam sepanjang tahun 2022.
"Namun, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, suku bunga kredit baru cenderung menurun sejalan dengan faktor musiman dalam rangka mendorong pembiayaan di akhir tahun," tulisnya.(dtf)