Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas setelah militer AS menyebutkan telah menemukan perangkat penting dari puing balon mata-mata China yang ditembak di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari lalu.
Sebuah pesawat tempur AS berhasil menembak jatuh balon mata-mata China di lepas pantai Carolina pada awal Februari lalu. Presiden AS Joe Biden memuji pilot penerbang yang menembak jatuh balon tersebut.
Awalnya Biden mengatakan dia mengeluarkan perintah untuk men-takedown balon, tetapi Pentagon menyarankan agar penembakan balon tersebut ditunggu sampai tiba di perairan terbuka. Hal itu untuk melindungi warga sipil dari puing-puing yang jatuh ketika balon tersebut ditembakkan.
Beberapa pesawat tempur dan pesawat pengisi bahan bakar terlibat dalam misi tersebut, tetapi hanya satu, yakni jet tempur F-22 dari Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia yang melakukan penembakan pada pukul 14.39 dengan menggunakan satu rudal udara ke udara supersonik AIM-9X, pencari panas, kata seorang pejabat senior militer AS.
Atas kejadian itu China mengutuk keras serangan militer terhadap pesawat yang menurutnya digunakan dengan tujuan meteorologi dan ilmiah lainnya. China mengklaim pesawat tersebut tersesat ke wilayah AS yang 'sepenuhnya tidak sengaja', klaim tersebut lalu dibantah mentah-mentah oleh pejabat AS.
"China jelas meminta AS untuk menangani ini dengan baik dengan cara yang tenang, profesional dan terkendali," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan.
"AS bersikeras menggunakan kekuatan, jelas bereaksi berlebihan," tambahnya.
AS Temukan Sensor Pengumpulan Intelijen
Usai balon mata-mata China ditembak jatuh, militer AS melakukan pencarian dan evakuasi terhadap puing-puing di atas perairan teritorial AS. Beberapa puing ditemukan mengapung, namun yang lainnya dilaporkan tenggelam ke dasar lautan.
"Para awak berhasil menemukan puing-puing yang signifikan dari lokasi, termasuk semua sensor prioritas dan serpihan elektronik yang telah diidentifikasi, serta sebagian besar dari struktur," sebut Komando Utara Militer AS dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Reuters dan CNN, Selasa (14/2/2023).
Pernyataan terpisah dari seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, seperti dikutip CNN menyebut puing signifikan itu ditemukan di perairan berjarak 50 kaki atau hanya 15 meter dari lepas pantai South Carolina.
Salah satu puing yang ditemukan disebut merupakan struktur muatan yang diangkut di bawah balon dan sejumlah perangkat elektronik. Muatan yang dibawa oleh balon mata-mata China dilaporkan mencapai berat hingga 2.000 pon atau 907 kilogram dan berukuran sebesar tiga bus sekolah.
Komponen sensitif yang ditemukan itu, sebut pejabat AS tersebut, akan diserahkan ke Biro Investigasi Federal (FBI) untuk diselidiki lebih lanjut.
Menteri Pertahanan (Menhan) Lloyd Austin berupaya menenangkan publik AS soal risiko yang diberikan oleh objek-objek terbang tak teridentifikasi itu.
"Saya ingin meyakinkan warga Amerika bahwa objek-objek ini tidak memberikan ancaman militer terhadap siapapun di daratan," tegas Austin saat berbicara kepada wartawan setelah mendarat di Brussels untuk menghadiri pertemuan NATO.
"Namun, mereka memberikan risiko bagi penerbangan sipil dan berpotensi menjadi ancaman pengumpulan intelijen," imbuhnya.(dtc)