Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Batangtoru. Umumnya tidak sulit membuat basreng (bakso goreng) maupun peyek. Namun soal citarasa yang dihasilkan, belum tentu semua bisa.
Dibutuhkan racikan yang spesial, sehingga saat dicicipi oleh siapapun, memberi kesan renyah dan nikmat yang bakal jadi ketagihan.
Citarasa itu ada dan konsisten diproduksi Ery Susanti, pelaku usaha basreng dan peyek rumahan beralamat di Desa Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan.
Basreng dan peyek hasil racikannya, terbukti mengundang selera banyak orang, tidak saja mereka warga lokal, tetapi juga luar Tapsel.
PT Agincourt Resources (PTAR) yang melihat potensi berkembang industri rumah tangga (IRT) itu, akhirnya datang melirik Ery Susanti, untuk sama-sama mengembangkan basreng dan peyek yang diberi nama "Ersel" itu (singkatan dari nama Ery Susanti dan suaminya Seli).
Pasangan yang memiliki dua anak itu pun dengan senang hati menyambut kehadiran PTAR. "Karena memang terus terang kami nggak bisa berbuat banyak, ya secukupnya aja selama ini," kata Ery kepada wartawan di rumahnya, Selasa (12/09/2023).
Adapun PTAR datang untuk membantu memenuhi kekurangan kebutuhan peralatan untuk berproduksi, begitu juga untuk pengemasan dan pengurusa ijin.
Berkat sokongan PTAR tersebut, Ery semakin memberanikan diri memproduksi basreng dan peyek dalam skala banyak. "Karena dari tambang juga banyak yang pesan," sebutnya.
Saat ini, basreng dan peyek Ersel seharga Rp 10.000 per bungkus itu, terus digandrungi. "Apalagi bahwa setelah ada kemasan dan berlabel gitu, iya makin menarik minat pembeli," ujar Ery.
Dalam sehari, Ery bisa memproduksi hingga 50 bungkus basreng, baik original dan pedas, dan 30-40 bungkus peyek. Kemudian bisa bertahan bahkan sampai dua bulan.
"Sebenarnya bisa lebih banyak lagi basreng. Cuma kami kendalanya di pemotongannya. Alatnya belhm ada, jadi masih motong manual dan makan waktu. Sebenarnya alatnya bukan tak ada dijual, ada, tapi yang besar itu, itukan untuk usaha besar. Kalau kecil, nggak ada," terangnya.
Ery juga semakin sering menerima pesanan untuk jadi oleh-oleh khas. Begitu juga pesanan dari luar Tapsel, seperti dari Tapanuli Tengah, Langkat, terus berdatangan.
"Cuma menang kendalanya berat diongkos," kata Ery, yang mengaku turut berbangga karena basreng dan peyek olahannya turut dipesan ibu-ibu dari kalangan pejabat.
Supervisor-Business Development & Analyst, Community Development PTAR, Nurlailah, mengatakan usaha rumahan Ersel adalah satu dari puluhan usaha sejenis yang dibina PTAR.
Khusus untuk Basreng dan Peyek Ersel, PTAR selain memberikan bantuan peralatan, juga turut membantu kelengkapan administrasial usaha, serta juga mengikutkan ke pelatihan.
PTAR mendampingi usaha Ersel karena citarasa yang dihasilkan, terus diminati pasar. "Jadi kita ingin sekali usaha barsel dan peyek ini terus berlanjut dan produksinya meningkat," kata Nurlailah.
PTAR sendiri, lanjut Nurlailah, adalah salah satu pelanggan Ersel. "Dan kita akan terus juga membantu pemasaran usaha Ersel ini, juga secara digital. Kemudian kalau ada pameran juga kita ikutkan," jelas Nurlailah.