Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapsel. PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, meraih Penghargaan Kinerja Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau Tamasya (Tambang Menyejahterakan Masyarakat) Award 2023.
Penghargaan yang diterima PT Agincourt Resources ini masuk pada kategori implementasi bidang kesehatan melalui intervensi berbasis bukti dan revitalisasi Posyandu untuk penanganan stunting.
Piala penghargaan diterima Direktur & Chief Financial Officer (CFO) PT Agincourt Resources, Noviandri Hakim dari Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Julian Ambassadur Shiddiq.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkolaborasi menjalankan program kesehatan ini, juga kepada Kementerian ESDM atas penganugerahan Tamasya Award," kata Noviandri usai menerima penghargaan pada Jumat (8/12/2023), di Jakarta.
"Kita tetap berkomitmen untuk meningkatkan kinerja dan terus mengembangkan inisiatif, bekerja sama dengan semua pihak terkait, dan menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas dalam operasional perusahaan,” tambahnya.
Tamasya Award adalah penghargaan yang diberikan sebagai pengakuan terhadap komitmen jangka panjang PTAR dalam mengubah paradigma kesehatan masyarakat. Dengan fokus pada upaya pencegahan dan edukasi, PTAR berkontribusi dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.
“Kami meyakini bahwa dengan terus menjaga komitmen dan kolaborasi yang kuat, kita bisa bersama-sama menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan seperti dalam mengatasi masalah stunting, gizi buruk, penguatan peran lembaga atau institusi kesehatan di masyarakat serta memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” ujar Noviandri.
Penanganan Kasus Stunting
Kesehatan merupakan salah satu pilar PPM PTAR, selain pendidikan, tingkat pendapatan riil/pekerjaan, kemandirian ekonomi, sosial budaya, pengelolaan lingkungan hidup, kelembagaan, dan infrastruktur.
Stunting menjadi salah satu masalah yang mendapat perhatian khusus dari PTAR. Sebab, Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2022 menjadi wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sumatra Utara, yakni 39,4% atau 293 anak. Angka ini melonjak 8,6 poin dari 2021 yang sebesar 30,8%.
Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Christine Pepah, mengatakan revitalisasi Posyandu telah menjadi fokus utama PTAR dalam upaya menangani masalah stunting di Batangtoru dan Muara Batangtoru.
PTAR memulai penuntasan stunting pada tahun 2022 melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan penyelenggaraan Posyandu dan kesehatan dasar tentang Posyandu, pemetaan kompetensi kader dan bidan Posyandu, serta penyediaan fasilitas pelayanan dasar di Posyandu.
"Tahun ini kami menginisiasi Posyandu Terintegrasi dan akan dilanjutkan tahun 2024 dengan inisiasi Posyandu Prima. Kami menargetkan pada 2025 telah terwujud Posyandu mandiri di Batangtoru dan Muara Batangtoru," ujar Christine.
Untuk menuntaskan problem stunting ini, PTAR secara aktif berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan, Dinas Kesehatan Daerah dan Propinsi, tenaga ahli Synergy, serta melibatkan Puskesmas Batangtoru dan Muara Batangtoru, kepala desa, PKK Desa dan kader desa, juga masyarakat.
Kerja keras selama 2 tahun terakhir ini berbuah manis. Program Bapak Asuh Anak Stunting telah berdampak pada pengurangan jumlah anak stunting. Dari 32 anak suspect stunting, 7 anak masuk kategori stunting setelah diperiksa kesehatannya.
Dari 7 anak tersebut, 3 anak telah dinyatakan sehat dan sisanya masih dalam tahap pendampingan. Selain itu, sejak Juni 2023 PTAR mendampingi 31 anak kurang gizi dari 12 desa di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru. Dari 31 anak yang didampingi, 9 di antaranya sudah sehat.