Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak dunia meroket seiring meningkatnya eskalasi di Timur Tengah. Hasil pelacakan penunjukan berbagai kapal komersil dan tanker pembawa minyak menghindari Laut Merah sebagai respons atas serangan milisi Houthi di wilayah tersebut.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (16/1/2023), harga minyak mentah berjangka Brent naik 12 sen atau sekitar 0,2% menjadi US$78,25 atau Rp 1.220.621 (kurs Rp 15.599) per barel pada pukul 07:00 WIB. Kontrak tersebut lebih rendah 14 sen dibanding Senin (15/1). Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat, turun 17 sen atau 0,2% menjadi US$ 72,52 atau Rp 1.131.239 per barel.
Seturut hal tersebut, seorang pejabat milisi Houthi mengatakan pihaknya akan memperluas sasarannya di Laut Merah, termasuk berbagai kapal milik Amerika Serikat. Ia berjanji serangan akan terus dilakukan setelah AS dan Inggris menyerbu lokasi mereka di Yaman.
Alhasil, berbagai kapal tanker minyak pun menjauhi bagian selatan Laut Merah pada Senin (15/1). Karena konflik tersebut, biaya pengiriman diprediksi meningkat, waktu yang diperlukan untuk memindah minyak dari satu tempat ke tempat yang lain juga akan lebih lama.
Menyusul serangan Inggris dan AS, Pasukan Maritim Gabungan (CMF) yang berbasis di Bahrain pada Jumat (12/1), memperingatkan agar semua kapal menghindari Selat Bab al - Mandab yang terletak di ujung selatan Laut Merah.
Ketegangan bagi pelayaran regional di kawasan itu juga menyebar ke sisi lain semananjung tersebut pekan lalu ketika Iran dikabarkan menyita sebuah kapal tanker di sisi selatan Selat Hormuz, sebuah koridor penting pelayaran global lainnya.
Alhasil imbas berbagai konflik itu, harga minyak diketahui meningkat 2% minggu lalu. Namun sejumlah analis memperkirakan konflik tidak akan berdampak langsung terhadap produksi minyak yang dapat membatasi kenaikan harga tersebut.(dtf)