Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto menyampaikan, bahwasanya sejauh ini, tim gabungan Densus 88 dan Polda Sumut telah mengamankan sebanyak 14 orang yang diduga terlibat dalam peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) kemarin. Dari jumlah tersebut, ia menyampaikan, terdapat 9 orang yang berpotensi untuk menjadi tersangka.
"Yang jelas, dari kejadian kemarin ada 13-14 orang yang sudah dilakukan pengamanan, dan yang berpotensi tersangka ada sembilan," ungkapnya kepada wartawan, usai membesuk para korban bom bunuh diri di Rumah Sakit Bhayangkara, Jumat (15/11/2019) malam.
Meskipun tidak merinci siapa-siapa saja ke 9 orang yang berpotensi menjadi tersangka itu, Agus menegaskan, jumlah ini masih bisa bertambah sesuai perkembangan hasil penyelidikan yang dilakukan. "Untuk itu kepada masyarakat, mohon doa dan restunya," ujarnya.
Lebih lanjut, Agus berjanji, pihak kepolisian akan terus menindaklanjuti kasus ini sampai tuntas demi memberikan rasa aman kepada masyarakat. Tetapi disinggung mengenai pelaku berafiliasi ke kelompok mana, Agus enggan untuk menjawabnya.
"Kalau (masalah) jaringan, nanti yang menjelaskan biar dari Densus atau Mabes Polri saja ya," terangnya.
Selain itu, Agus juga menuturkan, jika selama ini, selalu saja dikembangkan isu bahwasanya penangkapan yang dilakukan kepolisian merupakan pengalihan isu. Misalnya saat sebelum pelantikan Presiden 2019, kepolisian ada menangkap tiga orang, tapi isu yang dimunculkan adalah pengalihan isu.
"Tapi ternyata ada kejadian kan. Bahkan beberapa tersangka ada yang ditangkap dan akan berkembang kepada tersangka-tersangka lainnya, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan," imbuhnya.
Menurut Kapolda, tidak ada untungnya pengalihan isu dilakukan. Ia juga mengatakan bahwa, mereka benar-benar ada disekeliling kita.
"Mereka kehilangan rasa kemanusiaan, hak asasi, hak Hidup sebagai hak dasar manusia mereka ambil. Korbannya nggak melihat siapa saja, bisa saja masyarakat juga menjadi korban," sebutnya.
Agus membeberkan, para pelaku terorisme umumnya memiliki modus dengan tinggal di kontrakan, mengisolasi diri, dan tidak bersosialisasi dengan masyarakat. Oleh karena itu, Agus meminta kepada masyarakat apabila ada tetangga dilingkungannya yang melihat ciri-ciri tersebut supaya disampaikan kepada aparat setempat.
"Ini adalah musuh kita bersama, mari kita rapatkan barisan, kita perangi bersama. Tidak ada ajaran agama yang mengajarkan seperti ini, (terorisme) ini bukan ajaran agama," pungkasnya.