Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis-Medan. Sebagai kawasan yang memiliki banyak potensi sumber daya energi listrik, Provinsi Aceh seharusnya tidak lagi mengalami kriris listrik, namun menjadi daerah penghasil energi listrik yang bersifat otonom.
"Dengan terpilih kembali Gubernur Aceh Irwandi, merupakan kesempatan kedua untuk membangun Aceh yang dari dulu pembangunan energinya tergantung dengan Pemerintah Sumut, karena sistem kelistrikannya menyatu," ujar pengamat kelistrikan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Surya Tarmidzi Kasim kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (31/7/2017).
Dikatakannya, selama ini sumber energi listrik banyak berasal dari Aceh, namun sayangnya semua masuk sistem yang disalurkan juga ke Sumut, sehingga pasokan di Aceh terbatas.
"Jadi gubernur harus fokus menyediakan listrik di Aceh. Buat energi listrik pembangkit otonom, meski kalau ini terjadi bisa buat bangkrut PLN. Karena Sumut dan Aceh itu lumbung energi," ucapnya.
Dipaparkan Tarmizi, dari data sumber daya energi Aceh terdapat kandungan energi panas bumi (geothermal) dan air (hydropower) cukup besar. Cadangan energi panas bumi di Gunung Seulawah dan Krueng Raya, Aceh Besar, Gunung Jaboi di Pulau Weh dan Gayo Lasten, Aceh Tengah sebesar 589,42 MW.
Sementara, sumber energi hydropower terdapat di sejumlah sungai di Aceh. Bahkan, Aceh juga memiliki potensi batu bara yang cukup besar, ditambah lagi cadangan minyak bumi di sepanjang pantai utara dan timur.
"Sejauh ini belum ada usaha pemerintah dan PLN untuk mengatasi masalah krisis energi ini selain menunggu uluran tangan dari investor. Sedangkan PLN hanya mengkampanyekan hemat energi untuk mengurangi defisit listrik atau cara paling praktis memadamkan arus listrik untuk digilir ke daerah-daerah lain dengan beban puncak 400 Megawatt," jelasnya.
Untuk itu, tambahnya lagi, jajaran pemerintah harus sigap dalam membangun energi dan jangan yang lain dikerjakan. Energi di Aceh dan Sumut masih darurat, bahkan terkadang masuk ruang "ICU".
"Ke depan, Gubernur Aceh buat karya-karya yang monumental, sehingga bisa jual di daerah lain dan sampai ke luar negeri, seperti Malaysia panas. Tapi jangan energi yang banyak membakar dan fosil, namun listrik diperbaharui. Gubernur Aceh juga bisa merangkul dan bersinergi dengan perguruan tinggi, seperti membangun listrik sampai kepedesaan," tuturnya.