Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,01% pada kuartal II-2017 dianggap stagnan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Alasannya, realisasi tersebut sama dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.
"Ya agak stagnan, jadi memang upaya kita mempercepat yang pending-pending (tertunda)," ungkap JK di kantornya, Jakarta, Selasa (8/8).
JK memandang adanya faktor menahan belanja oleh masyarakat, termasuk investasi maupun ekspansi oleh para pengusaha. Indikasinya yaitu kenaikan dana pihak ketiga (DPK) pada perbankan yang sebesar 11,18% (yoy) pada Mei 2017 dari bulan sebelumnya 9,87% (yoy). Artinya masyarakat lebih banyak menabung ketimbang belanja.
"Saya kira sifat menunggu dari masyarakat, dari pengusaha," ujarnya.
Menurut JK pelaku ekonomi masih menungu karena kondisi global yang masih penuh ketidakpastian, termasuk soal harga komoditas dan geopolitik di berbagai kawasan. Sementara dari dalam negeri, perbaikan tumpang tindih dari perizinan investasi masih berjalan.
"Karena itu kita mendorong untuk mempercepat investasi yang ada, apakah itu investasi pemerintah atau investasi swasta dan juga dari luar, karena keinginan itu banyak sebenarnya, cuma ini agak stagnan," terang JK.
Tumpang tindih yang terjadi sekarang, kata JK, memang kebanyakan terjadi antara pusat dan daerah. Ini yang sedang pemerintah kerjakan lebih cepat.
"Ya, pokoknya ada keluhan-keluhan tentang banyak aturan baik di pusat dan daerah yang menyebabkan kesulitan, ini kita masalah-masalah hukum ya tadi kita rapat tegaskan masing-masing, menko dan juga menteri untuk menyelesaikan itu," tukasnya. (dtf)