Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Peranan big data dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sangat penting. Pemanfaatan big data yang disertai dengan kolaborasi lintas institusi, baik pemerintah, lembaga negara, akademisi, maupun industri dapat menghasilkan informasi yang berharga.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini dengan pemanfaatan big data yang tepat dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 7%. Terlebih lagi saat ini era keterbukaan informasi sangat pesat seiring hadirnya sosial media.
Adapun yang dimaksud dengan big data adalah kumpulan data yang didapatkan dari berbagai sumber baik primer maupun sekunder dan diolah untuk diambil manfaatnya untuk melahirkan solusi. Data primer berasal dari laporan bank, non bank, serta survei. Sedangkan data sekunder berasal dari sosial media, portal online, internet search data, satelite images dan mobile location.
"Kami meyakini bahwa revolusi digital yang tengah berlangsung ini, apabila dapat dimanfaatkan dengan baik akan mampu membawa Indonesia pada lintasan pertumbuhan ekonomi 7% per tahun," kata Agus dalam Seminar Globalisasi Digital 'Optimalisasi Pemanfaatan Big Data untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi' di Gedung Thamrin BI, Jakarta Pusat, Rabu (9/8).
Pemanfaatan big data dipilih karena adanya data yang selalu tersedia secara real time dan mencerminkan langsung kondisi di lapangan. Pemanfaatan big data kemudian diaplikasikan untuk meningkatkan layanan publik di berbagai sektor.
Melalui pemantauan tersebut, kebijakan-kebijakan yang akan dirilis pemerintah bisa menyesuaikan dengan kondisi terkini di lapangan. Sehingga kebijakan yang ditetapkan bisa tepat sasaran dan memberikan dampak yang berkesinambungan.
"Digitalisasi perekonomian dinilai mampu memberikan terobosan dalam bentuk peningkatan efisiensi di berbagai sektor ekonomi yang lahir dari target maupun keputusan-keputusan bisnis yang lebih akurat," kata Agus.
"Pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas perekonomian secara signifikan yang akan membawa perekonomian kepada lintasan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkesinambungan yang diiringi dengan peningkatan kesempatan kerja dan pelayanan publik yang lebih baik," tambah Agus.
Dalam memanfaatkan big data ini, ada beberapa tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah soal kerahasiaan data. Oleh karena itu, perlu dibangun sebuah mekanisme yang dapat menghubungkan pemilik data agar bersedia untuk membagikan data tanpa menimbulkan kekhawatiran soal kerahasiaan.
Selain itu, tantangan yang dihadapi lainnya adalah kualitas data. Salah satu karakteristik big data adalah veracity, yaitu keyakinan akan kebenaran data. Pasalnya, data yang ditemui umumnya masih mentah.
"Proses data cleansing dengan demikian menjadi hal yang critical guna memastikan data yang diperoleh bernilai untuk dianalisis lebih lanjut," kata Agus.
Di sisi lain, revolusi digital saat ini belum diikuti dengan kualitas SDM dengan kualitas yang mumpuni untuk mengolah data. Sehingga diperlukan kolaborasi yang erat dengan dunia akademisi agar kualitas big data bisa dibangun bertahap. (dtf)