Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pemerintah berencana mengaktifkan kembali jalur rel kereta api (reaktivasi) Bandung-Soreang-Ciwidey. Hal itu dilakukan lantaran jalan dari Kota Kembang yang mengarah ke kawasan Wisata Kawah Putih itu sudah terlalu sering macet parah.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Edi Sukmoro, mengatakan selain jalur tersebut layak secara hitungan ekonomis, reaktivasi juga diperlukan untuk mengatasi kemacetan di kawasan itu yang semakin hari semakin parah.
"Dari 7.200 kilometer (km) rel kereta api yang ada, yang eksisting 5.500 km. Masih ada jalur-jalur yang perlu direaktivasi. Seperti Bandung-Ciwidey, itu mobil mampet. Kalau direaktivasi, bisa membantu," ujar Edi saat diskusi Transportasi dan Logistik di JIExpo, Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Namun demikian, kendala terberat saat ini jalur rel KA tersebut sudah banyak ditempati warga, baik permukiman maupun tempat usaha. Menurutnya, opsi membangun jalur layang jadi pilihan untuk mengatasi masalah lahan tersebut.
"(Reaktivasi) Ciwiday investasi harus dihitung saja, karena sebagian kota harus elevated (melayang) karena sudah padat dengan bangunan. Elevated itu mahal, per km Rp 300-400 miliar, di dalam kota dia naik. Lahan ada yang punya KAI dan ada punya warga, sedang masih dalam proses," ungkap Edi.
Dia menuturkan, reaktivasi jalur Bandung-Ciwidey sendiri sudah mendapat dukungan dari Menteri BUMN, Rini Soemarno.
"(Reaktivasi) Ciwidey-Bandung Bu Menteri (Rini) sudah katakan itu. Cuma persoalannya kita butuh biaya reaktivasi Bandung-Ciwidey, kalau kereta api bisa akses ke sana tentu membantu," ujar Edi.
Selain reaktivasi, untuk kawasan Bandung Raya, PT KAI juga berencana membuat jalur kereta barang menuju ke Gedebage.
"Kita lagi menjajaki juga angkutan barang menuju Gedebage, Bandung. Nah ini kan masih komunikasi terus supaya membantu. Gedebage itu (untuk) angkutan barang, sedang direncanakan," pungkas Edi. (dtc)