Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - New York. Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), ditopang ekspektasi bahwa kesepakatan pengurangan produksi oleh produsen-produsen minyak utama akan diperpanjang.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, bertambah 0,25 dolar AS menjadi menetap di 54,15 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 0,46 dolar AS menjadi ditutup pada 60,90 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia, sepakat untuk memotong produksi sebesar 1,8 juta barel per hari untuk mengurangi kelebihan pasokan di pasar global.
Kesepakatan tersebut, yang sudah diperbaharui sekali, diperkirakan akan diperpanjang lagi hingga akhir Maret tahun depan. Produsen-produsen minyak utama menyatakan dukungan mereka untuk memperpanjang kesepakatan pemangkasan produksi.
Arab Saudi dan Rusia sama-sama menyatakan dukungan mereka untuk memperpanjang kesepakatan global guna mengurangi pasokan minyak selama sembilan bulan lagi, kata seorang pejabat OPEC.
Mereka diperkirakan akan membahas perpanjangan kesepakatan tersebut dalam sebuah pertemuan di Wina pada 30 November.
Sementara itu, dalam laporan Prospek Pasar-pasar Komoditas (Commodity Markets Outlook) terbarunya, Bank Dunia memperkirakan harga minyak mentah akan naik menjadi 56 dolar AS per barel pada 2018, dari 53 dolar AS tahun ini.
Permintaan dan pengekangan minyak yang kuat di negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan produsen-produsen non-OPEC menaikkan harga minyak, meski terjadi peningkatan dalam produksi minyak serpih AS, kata bank tersebut.(ant)