Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto masuk dalam bursa capres/cawapres 2019. Tommy pun angkat bicara soal pencalonan dari partainya untuk pilpres mendatang.
"Mengenai capres, saya kira tahu, kita harus taat hukum, taat aturan, sesuai putusan MK (Mahkamah Konstitusi), tentunya kita tidak punya peranan untuk mencalonkan presiden dari partai baru," ujar Tommy di hadapan kader Berkarya di gedung Granadi, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2018).
Dalam UU MD3 yang dikuatkan oleh putusan MK, presidential threshold atau ambang batas capres adalah 20-25 persen. Itu berarti partai atau koalisi partai baru bisa mencalonkan mencalonkan capres dengan syarat 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2014.
Mengingat Berkarya merupakan partai baru, partai dengan lambang pohon beringin ini tidak bisa mengusung capres sendiri. Partai baru bisa saja berkoalisi dengan partai lama, namun tetap tidak memiliki peran dalam ambang batas presiden.
"Karena partai-partai lama pun dibatasi harus 20 persen yang bisa mencalonkan," kata Tommy.
Putra Presiden RI ke-2 Soeharto itu pun menyebut sejumlah nama petinggi Berkarya yang harus memikirkan soal capres/cawapres dari Berkarya. Tommy menyebut namanya sendiri, lalu Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Berkarya Tedjo Edhy, hingga Ketua Mahkamah Partai Berkarya Syamsul Zakaria.
"Sehingga di sini peranan pimpinan partai, dari saya sendiri atau Pak Tedjo, Syamsul, untuk memikirkan bagaimana yang terbaik untuk siapa yang dicalonkan pada 2019. Kembali lagi, kita tidak bisa mencalonkan," jelasnya.
Tommy meminta agar Berkarya bisa mencari capres/cawapres yang terbaik. Dia pun berbicara soal kondisi bangsa saat ini.
"Jadi kita harus mencari yang terbaik. Kita harus hadir di pemerintahan untuk bisa mengegolkan program-program yang kita canangkan," sebut Tommy.
"Yang lebih memprihatinkan, bertambahnya hampir tujuh kali lipat utang luar negeri kita. Inilah hal-hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama. Kita harus jadi penggerak atau motor yang baik," imbuhnya.
Selain soal pilpres, Tommy berbicara mengenai persiapan pilkada selanjutnya. Pada Pilkada 2018, Berkarya belum bisa ikut terlibat karena saat itu belum ditetapkan sebagai partai peserta pemilu."Kita fokus juga utamanya di daerah-daerah karena, setelah 2019, di 2020 ada pilkada lagi dan diharapkan kader-kader kita sudah menjadi kepala daerah di daerah tersebut," tutup Tommy. (dtc)