Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Aksi penyerangan terhadap sejumlah ulama, salah satunya di Jawa Barat, disebut dilakukan oleh orang yang mengalami gangguan jiwa. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan pengusutan kasus penyerangan tersebut harus diusut hingga tuntas dengan melibatkan ahli kejiwaan.
Puan mengatakan kasus tersebut kini tengah ditangani pihak kepolisian. Jika memang ada unsur kesengajaan, pelaku harus diproses hukum dengan tegas.
"Ya ini kan lagi ditangani apakah kemudian orang tersebut secara sengaja atau kemudian tidak sengaja melakukan hal tersebut. Kalau memang kemudian sudah terdeteksi seperti apa ya harus ada proses. Kalau memang sengaja artinya diproses secara hukum," kata Puan saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Namun, kata Puan, jika memang ditemukan ada unsur kelainan jiwa, pihak kepolisian harus melibatkan ahlinya. Pelibatan ahli kejiwaan ini bisa bekerja sama dengan pemda atau bahkan dengan kepala daerah setempat.
"Kalau kemudian tidak sengaja karena memang ada kelainan atau gangguan jiwa ya tentu saja pihak terkait yang harus mendeteksi hal tersebut harus turun tangan ya. Paling salah satu hal yang paling harus melakukan hal tersebut ya kepala daerah yang ada di sana. Apakah pemprov atau kabupaten/kota. Kemudian berkoordinasi dengan pihak-pihak tertentu. Apakah itu Kementerian Kesehatan, dokter ahli jiwa, atau lain-lain," katanya.
"Yang paling tahu situasi daerahnya kan kepala daerahnya dan pimpinan yang ada di daerah tersebut. Untuk mendeteksi hal seperti itu ya harapannya adalah pemerintah daerah dulu yang harus proaktif," tambahnya.
Seperti diketahui, penganiayaan terhadap pemuka agama ini pertama kali terjadi pada pimpinan Ponpes Al-Hidayah KH Umar Basri (60) pada Sabtu (27/1), di dalam masjid seusai salat subuh. Umar dilarikan ke RS karena mengalami luka cukup parah.
Umar dianiaya pelaku dengan kayu. Pelaku yang bernama Asep (50) diduga kuat mengalami gangguan jiwa.Satu kasus lainnya ialah yang dialami Ustaz Prawoto. Komandan Brigade Persis ini dianiaya Asep Maftuh hingga meninggal pada Kamis (1/2). Ustaz Prawoto dipukul di bagian kepala dengan pipa besi. Ia sempat dilarikan dulu ke RS, tapi nyawanya tak tertolong. (dtc)