Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Frans Dwi (37) mengungkapkan menjadi penerjemah bahasa isyarat merupakan caranya melayani gereja dan Tuhan. Frans merupakan penerjemah bahasa isyarat untuk jemaat tunarungu di Gereja Katedral.
"Melayani gereja, melayani masyarakat, melayani Tuhan itu caranya masing-masing, sih," ujar Frans Dwi di Gereja Katedral, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (30/3/2018).
Frans secara sukarela membantu jemaat tunarungu untuk menerjemahkan setiap perkataan maupun khotbah dalam peribadatan di gereja. Seperti yang dilakukannya pada pagi ini saat ibadat Jumat Agung.
Hari ini, Frans menjadi penerjemah dalam dua kegiatan, yakni visualisasi Jalan Salib dan ibadat pertama Jumat Agung pada pukul 12.00 WIB. Tak hanya itu, ia juga mendampingi jemaat tunarungu yang tergabung dalam Paguyuban Tunarungu Katolik (Paturka) di rangkaian kegiatan Paskah, mulai Rabu Abu hingga Malam Paskah nanti.
"Saya full ikut peribadatan yang ada teman-teman tunarungu, kayak misalnya Jumat Agung ada tiga kali misa dan misa yang ada mereka (jemaat tunarungu) itu jam 12.00 ya saya dateng, Kamis Putih jam 17.00 saya bantuin dateng. Interpreter," ungkap pria asal Jatibening, Bekasi, itu.
Frans mengatakan peran penerjemah dalam lingkungan Katedral sendiri sebelumnya hanyalah sukarelawan. Namun, sejak empat tahun terakhir ini, Katedral mulai betul-betul memberikan akses kepada para difabel, khususnya tunarungu.
"Ada peribadatan yang khusus menyediakan penerjemah setiap hari Minggu pukul 11.00," ungkapnya.
Frans berharap, nantinya akan muncul regenerasi interpreter seperti dirinya, terutama anak-anak muda.
"Saya berharap ada juga yang mengikuti saya juga. Karena (selama ini) saya sendiri," ungkapnya.
Ia pun ingin menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bahasa isyarat. Hal itu bertujuan untuk menjaring lebih banyak orang yang mau melayani Tuhan dan gereja dengan menjadi penerjemah seperti dia.
"Jadi saya lagi cari gimana caranya supaya ada upaya kaderisasi, regenerasi belum ada. Saya lagi berpikir kayaknya diadakan secara rutin. Kita perlu sponsor, perlu dukungan, mencari peminat juga nggak mudah," ungkapnya. (dtc)