Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia terus melakukan lobi-lobi terkait pemindahan kedutaan besar(Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Israel ke Yerussalem. Lobi dilakukan untuk menggalang dukungan dalam upaya menolak pemindahan tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudimengatakan, sejak mendengar rencana pemindahan Kedubes AS di Israel ke Yerusalem, pemerintah telah melobi beberapa negara. Termasuk langsung melobi pemerintah AS.
"Sejak mendengar rencana pemindahan kedutaan besar AS ke Yerusalem, yaitu pada bulan desember 2017, Indonesia terus melakukan pendekatan ke berbagai macam negara termasuk ke AS untuk mendiscourage pelaksanaan keputusan tersebut," kata Retno saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5).
Retno mengatakan, lobi-lobi tersebut dilakukan karena posisi Indonesia yang secara tegas mengecam keras kebijakan AS itu. AS dinilai telah melakukan pelanggaran resolusi Dewan Kemananan Persatuan Bangsa Bangsa (DK PBB).
"Langkah AS ini melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB serta mengancam proses perdamaian dan bahkan perdamaian itu sendiri," kata Retno.
Dia menuturkan serangkaian lobi-lobi soal kebijakan AS itu. Indonesia, kata Retno, telah melakukan serangkaian lobi ke beberapa negara untuk tidak mendukung pemindahan kedutaan besar AS ke Yerusalem.
"Dengan satu pesan agar negara-negara lain tidak mengikuti keputusan AS memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem," ujarnya.
Retno mengatakan, pemerintah bahkan juga aktif melobi negara-negara Islam dunia yang tergabung dalam OKI. Tujuannya agar negara-negara OKI itu turut menolak pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem tersebut.
"Dalam pertemuan para menlu OKI di Bangladesh pada tanggal 5 dan 6 mei 2018 Indonesia menginisiasi stand alone statement mengenai sikap OKI terhadap pemindahan kedubes AS ke Yerusalem," jelas Retno.
Indonesia menurutnya bahkan mendesak PBB untuk segera mengambil sikap dan mendorong negara-negara anggota PBB lainnya untuk tidak mengikuti langkah AS. Retno mengatakan, Indonesia juga meminta PBB untuk segera memberikan tindakan tegas pada AS.
"Lobi Indonesia diteruskan ke PBB antara lain pada minggu yang lalu saya menjadi pembicara di open debate on upholding international law di mana saya juga membicarakan masalah Palestina dan saya juga hadir di UN Forum on Palestine dan sempat bertemu dengan Hanan Ashrawi dan kami merupakan satu-satunya menlu yang hadir di UN Forum on Palestine," tuturnya.
Retno mengungkapkan, selain lobi, saat ini Kemenlu juga tengah menggalang bantuan untuk Palestina. Penggalangan bantuan itu dilakukan dengan bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan Indonesia.
"Terutama untuk Gaza dan pemerintah saat ini juga sedang meningkatkan bantuan untuk pengungsi palestina. Sekali lagi intinya bahwa Indonesia akan terus bersama perjuangan bangsa palestina," urai Retno.
Untuk diketahui, pada 14 Mei 2018, AS secara resmi memindahkan Kedubesnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Pemindahan Kedubes ini sebagai salah satu upaya memenuhi janji kampanye Presiden AS Donald Trump.
Kebijakan AS itu pun mengundang kecaman keras dunia internasional. Uni Eropa, Jerman dan Prancis juga sudah mendesak Donald Trump agar tidak mengambil tindakan gegabah mengubah status quo Yerusalem antara Israel dan Palestina.
Organisasi Kerjasama Islam, OKI, yang beranggotakan 57 negara mengatakan, mengubah status Yerusalem adalah 'agresi telanjang' terhadap dunia Arab dan Muslim.
Organisasi Liga Arab menyatakan bahwa langkah ini akan menjadi 'tindakan berbahaya yang bakal berakibat buruk' di seluruh Timur Tengah. Arab Saudi, sekutu penting Amerika Serikat, juga sebelumnya sudah bereaksi keras menentang langkah Trump. (dtc)