Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bangkok - Sebanyak 12 remaja dan pelatih sepakbola mereka yang terperangkap di gua Tham Luang, Thailand awalnya hanya berniat menjelajah selama 1 jam saja. Namun tiba-tiba banjir muncul di dalam gua dan membuat mereka terjebak selama lebih dari dua pekan.
Kronologi insiden yang menjadi sorotan dunia itu mulai mencuat setelah semuanya berhasil diselamatkan dalam operasi berbahaya dan rumit sejak Minggu (8/7) hingga Selasa (10/7) lalu. Kini, 12 remaja dan pelatihnya itu masih menjalani karantina di rumah sakit setempat.
Dituturkan ayah salah satu remaja yang baru diselamatkan dari gua Tham Luang, seperti dilansir Reuters, Jumat (13/7/2018), bahwa putranya dan teman-teman satu klub sepakbola 'Wild Boars' bersama seorang pelatih, awalnya hanya berniat tamasya selama 1 jam di gua Tham Luang.
Gua itu terletak di Provinsi Chiang Rai, Thailand bagian utara. Mereka mendatangi gua itu usai menyelesaikan sesi latihan sepakbola pada 23 Juni lalu.
"Dia (salah satu remaja) memberitahu saya bahwa segera setelah mereka selesai berlatih, mereka pergi bermain ke gua. Mereka pikir mereka hanya akan ada di sana selama satu jam," tutur Banpot Korncam, ayah salah satu remaja yang terperangkap. Putra Korncam yang tidak disebut namanya, merupakan kapten tim sepakbola lokal 'Wild Boars'.
"Saat mereka ada di dalam gua, hujan turun, air mengalir masuk dan semuanya bergegas," imbuhnya.
Faktanya, 12 remaja dan pelatihnya itu tidak bisa segera keluar gua karena banjir naik dengan cepat. Mereka pun terjebak di dalam gua dan semakin dalam karena menghindari genangan banjir yang semakin tinggi.
Insiden yang menimpa mereka pertama disadari ketua pelatih klub sepakbola 'Wild Boars' Nopparat Khanthavong (37). Dia mendapat laporan dari para orangtua yang mengeluh putra mereka belum pulang. Khanthavong berusaha menghubungi asisten pelatihnya, Ekapol Chanthawong, ditugaskan melatih anak-anak itu. Namun Chanthawong tidak bisa dihubungi.
Dari seorang anak lainnya, Khanthavong mengetahui 12 remaja dan Chanthawong pergi ke gua Tham Luang. Dia bergegas ke lokasi dan menemukan sejumlah sepeda juga tas-tas tergeletak di mulut gua. Kondisi bagian dalam gua saat itu telah digenangi banjir. Dia lantas melapor ke pihak berwajib.
Upaya untuk mengakses bagian dalam gua terhambat oleh genangan banjir yang meluas. Dua penyelam asal Inggris baru menemukan 12 remaja dan pelatihnya sekitar 9 hari usai mereka hilang. Semuanya ditemukan masih hidup.
Dituturkan Korncam bahwa putranya bersama teman-teman satu klub dan pelatihnya hanya terdiam di dalam gua selama mereka terperangkap. "Mereka hanya duduk terdiam tanpa melakukan apapun karena sangat gelap. Ketika mereka lapar, pelatih Ek akan menggunakan senter untuk menyorot stalaktit di atas," tuturnya.
Menurut sejumlah petugas penyelamat, mereka bertahan hidup dengan minum air yang menetes dari stalaktit dan dinding gua. Petugas penyelamat lainnya menyebutkan, seperti dilansir The Washington Post, bahwa pada awal-awal mereka menghilang, 12 remaja dan pelatihnya saling berbagi bekal makanan dan minuman yang mereka bawa. Bahkan sang pelatih merelakan jatah makanannya untuk 12 remaja tersebut.
Disebutkan juga oleh petugas penyelamat bahwa saat pertama ditemukan, pelatih Chanthawong masuk dalam kelompok terlemah kondisi fisiknya. Chanthawong yang mantan biksu ini juga mengajari remaja-remaja itu bermeditasi dan menyimpan sebanyak mungkin energi hingga mereka ditemukan. Banyak warga Thailand memuji Chanthawong yang berhasil menjaga remaja-remaja itu bertahan hidup.dtc