Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Fakultas Syariah Universitas Islam Sumatera Utara (UINSU) mengajak seluruh generasi muda khususnya mahasiswa untuk memberi hak suara nya dalam setiap pesta demokrasi di Indonesia. Pasalnya selama ini, mahasiswa belum peduli untuk “melek” dengan politik hingga enggan menggunakan hak suaranya.
“Biasanya saat pesta demokrasi berlangsung, mahasiswa lebih memilih untuk liburan daripada ikut berpartisipasi mwmberikan suaranya. Tentu ini ini jadi tanggungjawab kita dan semua pihak mengajari mereka bahwa kepedulian mereka dibutuhkan untuk membangun negara ini lebih baik ke depannya,” ujar Dekan Fakultas Syariah UINSU, Dr Zulham M Hum kepada wartawan di acara Stadium General Fakultas Syariah dan Hukum UINSU dengan tema syariah dan politik tahun 2019, di aula UINSU, Medan, Kamis (1/11/2018).
Dipaparkannya bersama Wakil Dekan III UINSU, Syukri Albani Nasution, sosialisasi politik ini kepada generasi muda harus dilakukan mengingat ditahun 2019 akan ada Pemilihan Umum (Pemilu) untuk pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg). Karena suara generasi muda menentukan masa depan bangsa dengan memilih pemimpin yang sesuai harapannya.
“Jadi tidak ada alasan untuk enggan memilih karena secara aturan administrasi mahasiswa bisa pindah ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimana mereka tinggal sekarang, termasuk juga bagi mereka yang di luar negeri. Melalui stadium general ini lah kita bangun minat mahasiswa dan juga membantu lembaga pemerintah penyelenggara pemilu,” ungkapnya.
Apalagi selama ini belum ada lembaga pemerintah yang melakukan sosialisasi untuk mengajak mahasiswa peduli berpolitik. Pentingnya keberadaan mahasiswa berpartisipasi dalam pesta demokrasi harus jadi perhatian khusus karena mahasiswa adalah penggerak peradaban. Peradaban bangsa ini akan tidak berarti apa-apa apabila generasi muda diam saja. Politik memang rumit, namun itu bukan berarti mahasiswa menghindari dan apatis akan merasa tidak peduli dengan kondisi politik.
Secara syariat Islam juga harus menggunakan hak suara karena politik menempati peran yang cukup penting bagaikan saudara kembar yang saling membutuhkan. Dalam berpolitik, Islam juga menjadi pijakan utama. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya memang mustahil untuk dipisahkan. Pentingnya posisi politik bahkan diletakkan hanya satu garis di bawah kenabian.
“Bagaimana kita bisa memperkuat jalannya syariat Islam kalau kita tidak memilih pemimpin bangsa khususnya perwakilan rakyat di lembaga legislatif yang tahu tentang Islam. Karena kita jnvjn berbagai kebijakan dan regulasi yang memihak kepada kepentingan Islam,” tuturnya.