Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Dunia menilai saat ini pertumbuhan ekonomi di Asia Timur sedang menggeliat. Hal ini karena adanya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pengelolaan ekonomi yang baik.
Kepala Ekonom World Bank untuk Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty dalam laporan A Resurgent East Asia, Navigating a Changing World menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Asia Timur saat ini masih memiliki sejumlah tantangan.
Dalam laporan tersebut, negara Asia Tenggara yang masuk juga antara lain Indonesia, Malaysia, Laos, Myanmar, hingga Filipina. Sedangkan lainnya merupakan China dan Mongolia.
Dia mengungkapkan, pertumbuhan ini akan diikuti dengan perubahan yang cepat di dunia dan di kawasan. Shetty menjelaskan regulator harus membuat kebijakan yang mendukung padat karya, meningkatkan kualitas SDM dan kebijakan untuk keluar dari kemiskinan.
"Pemangku kebijakan harus menyediakan tata kelola ekonomi yang baik, seperti kebijakan padat karya dan berorientasi untuk global," kata Shetty dalam teleconference dari Kuala Lumpur, Senin (12/10/2018).
Shetty menjelaskan dibutuhkan peningkatan daya saing ekonomi, misalnya memperkuat lingkungan bisnis dan regulasi seperti reformasi sektor jasa, memperkuat perjanjian dagang, inovasi kebijakan dan meningkatkan akses ke pembiayaan terutama untuk usaha kecil dan menengah (UKM).
Kemudian dibutuhkan peningkatan keterampilan SDM untuk mendukung pengembangan keterampilan lanjutan dan meningkatkan literasi digital.
"Selain program perlindungan sosial tradisional, dibutuhkan program untuk membuka peluang kerja baru dan memudahkan akses ke teknologi digital," imbuh dia.
Negara juga perlu meningkatkan partisipasi masyarkaat, transparansi dan akuntabilitas pemerintah yang lebih besar. Selanjutnya pemerintah perlu mencari cara untuk membiayai agenda kebijakan yang lebih besar agar menjadi negara yang berpenghasilan tinggi.
"Jika pembuat kebijakan tidak bertindak tegas, mereka berisiko kehilangan peluang untuk mempertahankan kinerja pembangunan Asia Timur yang saat ini sedang tumbuh luar biasa," jelas dia. (dtf)