Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Gangguan terhadap jembatan Siduadua di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Simalungun, Sumatra Utara, atau persisnya di kawasan wisata Parapat di tepi Danau Toba, merupakan dampak atau akibat longsor di bebukitan di bagian atas. Pada periode Desember 2018 hingga awal Januari 2019, tercatat 18 kali terjadi longsor.
Longsoran lumpur menutup jembatan. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang. Arus lalulintas dari Siantar menuju Parapat sempat terputus, begitu pula dari arah sebaliknya.
Berdasarkan koordinasi berbagai pemangku kepentingan, di bawah koordinasi Pemprov Sumut, pada 10/1 lalu, ditemukan sumber masalah (hulu)-nya adalah air dari tiga mata air aktif di Desa Bangun Dolok yang terus menerus mengalir dan tidak dapat ditahan bebatuan di sekitarnya. Air menjebol patahan dan menyebabkan terjadinya longsor.
Balai Jalan Nasional Sumatera atau BBPJN II pada rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Sumut, Selasa (29/1/2019), menyatakan sudah menyiapkan sejumlah skenario guna mengatasi agar longsoran lumpur tidak menerjang jembatan Siduadua.
Perwakilan BBPJN II, Ritonga, menyebutkan, skenario, pertama, akan dibangun kolam penjebak lumpur. Gunanya untuk menampung material debris. Agar terealisasi dibutuhkan lahan berukuran luas. Bila terwujud, dibutuhkan pemeliharaan dengan cara mengangkat lumpur.
Kedua, membuat Ring Net Barrier. Gunanya juga untuk menampung material barrier. Ketiga, membangun Steel SLTT Dam, berfungsi menahan bebatuan. Juga diperlukan pemeliharaan dengan cara mengangkat lumpur.
"Selain itu adalah membangun jembatan baru mendekat ke tepi Danau Toba agar aman dari aliran debris," ujar Rangkuti.
Ungkapnya, dalam pelaksanaannya BBPJN membutuhkan koordinasi dengan BWS yang mengelola sumber air.
Oleh Sekretaris Komisi D Burhanuddin belum dinyatakan persetujuan DPRD terhadap skenario tersebut. Alternatif lain harus ditemukan sebanyak mungkin sehingga ancaman longsor dan gangguan terhadap jembatan Sidua-dua dapat teratasi.
Longsor Besar
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun, Ramadhani Purba yang hadir di RDP menyebutkan kemungkinan akan terjadi satu kali lagi longsor berkekuatan besar dan kemudian berangsur-angsur berhenti. Namun waktunya belum bisa diperkirakan.
"Oleh warga di sana yang selalu memantau diduga akan terjadi sekali lagi longsor dengan kekuatan dua kali lipat dari longsor yang lalu," tegasnya.