Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapanuli Tengah. Tim Densus 88 antiteror Mabes Polri kembali menangkap dua terduga teroris yang diduga masuk jaringan Abu Hamzah alias Husein alias Uppang. Keduanya berinisial M (laki-laki) dan R (perempuan).
Kapolda Sumut, Irjen Agus Andrianto, mengungkapkan, penangkapan terduga teroris di Tanjungbalai tersebut adalah hasil pemeriksaan dan pengembangan yang dilakukan tim Densus 88 antiteror.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada beberapa tersangka lagi yang diamankan, yakni seorang laki-laki berinisial M dan R (perempuan) yang ditangkap di Tanjungbalai,” ungkap Agus Andrianto, usai pemusnahan sisa bom milik terduga teroris Abu Hamzah di kawasan perbukitan, Rindu Alam Sihaporas, Kelurahan Sibuluan Indah, Kecamatan Pandan, Tapteng, Kamis (14/3/2019).
“Masih dalam pengembangan, informasinya perempuan berinisial R akan menjadi istri kedua AH dan akan dijadikan sebagai ‘calon pengantin’ (bom bunuh diri),” tambah Agus.
Dia menjelaskan, dengan penangkapan terduga teroris berinisial M dan R, maka total sudah 5 orang terduga teroris yang berhasil ditangkap tim Densus 88.
Abu Hamzah alias Husein alisa Uppang ditangkap, pada pukul 14.00 WIB di Jalan Cenderawasih, Kecamatan Sibolga Sambas, Selasa (12/3/2019).
Asmir Khoir alias Ameng dan Halimah, keduanya ditangkap pukul 10.30 WIB dari Jalan SM Raja Simpang Jalan Gambolo, Kota Sibolga, Selasa (12/3/2019).
Sementara, satu orang terduga teroris lainnya, yakni istri dari terduga teroris Abu Hamzah, diketahui tewas bersama anaknya dengan cara bunuh diri menggunakan bom di dalam rumah mereka di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, Rabu (13/3/2019).
Menurut dia, dalam pengungkapan kasus ini, polisi tidak merasa kecolongan.
“Tidak ada istilah kecolongan, semua kan butuh informasi, tetangganya aja gak tau. Artinya, syukur Alhamdulillah ada yang ditangkap Densus 88, karena dia (terduga teroris) merupakan jaringan yang sudah lama dipantau, terus kita bisa kembangkan. Alhamdulillah, tidak ada masyarakat yang menjadi korban,” ujarnya.