Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penculikan yang dialami politikus PDIP, Boydo HK Panjaitan pada 10 Mei 2019 lalu berujung perdamaian. Anggota DPRD Medan tersebut memutuskan mencabut laporannya di Polda Sumut. Alhasil, pelaku penculikan Wingzore yang sempat ditahan oleh pihak kepolisian dibebaskan.
"Saya sudah berdamai (dengan Wingzore)," ujar Boydo ketika dikonfirmasi, Jumat (21/6/2019).
Boydo bercerita, beberapa hari setelah polisi melakukan penangkapan dan penahanan, keluarga Wingzore yang juga koleganya di PDIP mencoba menghubungi dan menemuinya.
"Keluarga yang bersangkutan memohon, saya juga sudah maafkan, makanya laporan dicabut. Awal Juni sudah dicabut laporannya," terangnya.
Seperti diketahui, penculikan Boydo terjadi pada Jumat, 10 Mei 2019, sesaat ia hendak meninggalkan Hotel Grand Ina Medan, yang menjadi lokasi rekapitulasi suara tingkat Kota Medan oleh KPU Medan. Ketua Komisi III DPRD Medan itu mengaku diculik karena membongkar kecurangan salah seorang caleg pada rapat pleno KPU Medan. Namun Boydo tidak menceritakan secara detail bagiamana kecurangan terjadi.
"Saat rekapitulasi untuk Kecamatan Medan Helvetia, itulah itu saya membongkar kecurangan, di situ saya disasar, berarti kan ada suatu hal yang dimanipulasi, logikanya seperti itu," ujar Boydo, Selasa (14/5/2019).
Caleg PDIP yang keberatan ketika membongkar kecurangan langsung mencegatnya saat hendak meninggalkan hotel.
"Dipaksa naik mobil. Ya memang sudah saya serakan laporan itu, di BAP polisi dan saya mendengar dari pihak kepolisian sudah menangkap pelakunya" ujar Boydo.
Saat berada di dalam mobil, Boydo mengaku diintimidasi, dianiaya dengan cara memukul tulang rusuk. "Kalau tidak salah ada 4 orang di mobil," terangnya.
Setelah itu, tak lama berselang Boydo dibawa ke sebuah lahan kosong, penganiayaan pun berlanjut, dia dikeluarkan dari dalam mobil kemudian dipukul oleh si caleg dan dianiaya oleh lebih banyak orang.
"Saya memang dipukul di bagian pipi, kening, ada di belakang kepala ada hampir 4 kali," ungkap Boydo.
Setelah dianiaya Boydo kemudian dibebaskan. Namun ia tidak secara detail menceritakan bagaimana proses pembebasannya. Dia hanya menyebut ini (pembebasannya) merupakan keajaiban yang diberikan Tuhan.
"Tuhan lah bekerja. Handpone sudah diambil. Saya banyak berdoa di situ. Saya sempat di bawa keluar dari tempat itu. Lalu keluarga menelepon ke handpone saya, lalu saya dikembalikam ke tempat itu, dan akhirnya kita dijemput," ujar Boydo