Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Tanah Karo. Ngopi keren bernuansa kampung merupakan tema yang disajikan Asosiasi Pelaku Kopi Karo (AP2K), pada gelar Festival Bunga dan Buah, 5-7 Juli 2019, di Taman Mejuah-juah Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Selain menyediakan seruput kopi, AP2K juga menyajikan edukasi pertanaman dan coaching room (ruang pembinaan-red).
“Asosiasi terpanggil untuk ikut serta dalam penyelanggaraan even ini. Selain sebagai peserta, kami juga merasa perlu mengadakan edukasi lapangan walau dalam skala kecil. Baik itu mulai dari proses pembibitan, budi daya serta perawatan, dan pasca panen sampai kopi siap disajikan,” ujar Ketua AP2K, Antoni Bangun, kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (7/7/2019).
Menurutnya, keikutsertaan asosiasi dalam even Festival Bunga dan Buah kali ini, sengaja menyajikan nuansa ngopi pedesaan. Lokasi yang dipilih di sekitar pepohonan, dengan tempat menyeruput kopi bertiang bambu, beratap rumbia. Di yakini menambah keren suasana. Nuansa khas yang dibangun, ditargetkan menarik minat pengunjung untuk mampir.
“Ketika pengunjung melintas, tentunya mereka melihat nuansa yang berbeda dengan tempat lainnya di even ini. Petani, pecinta kopi, dan masyarakat, kita harapkan singgah. Dari kehadiran pengunjung di tempat kita. Kami dapat menunjukan sampel berbagai varietas bibit hingga proses. Termasuk cara bertani berternak sebagai sarana penunjang pertanaman kopi. Ini yang mau sampaikan kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Intinya lanjut, Antoni Bangun, dalam even ini pihaknya berupaya untuk lebih mengenalkan proses budidaya kopi untuk peningkatan kesejahteraan petani Tanah Karo. Dimana proses selama ini yang masih kurang maksimal, agar kedepannnya ditingkatkan. Sehingga melalui perlakuan yang tepat dan standart, nilai jual Kopi Karo semakin meningkat dan menambah pendapatan perkapita petani dan pelaku.
“Memang ini bukan hal yang mudah. Butuh waktu untuk pembenahan dari hulu hingga hilir. Bukan menuduh, tetapi mungkin selama ini ada peran mafia kopi dibalik harga dan minimnya eduksi terhadap petani. Secara perlahan coba kita luruskan. Apabila kita sudah mampu menhasilkan produk standart, mengapa proses transaksi Kapi Karo, tidak dilakukan di pusat produksinya. Ini salah satu target yang akan kita kejar,’ beber Antoni.
Sehubungan dengan peran AP2K dalam Festival Bunga dan Buah. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Sarjana Purba, kepada medanbisnisdaily.com mengatakan, pihaknya tetap mengapresiasi pihak yang memiliki keperdulian terhadap petani Karo, khususnya yang bergerak di pertanaman kopi. Sarjana juga mengakui masih dibutuhkannya beberapa perbaikan, mulai dari bibit, pertanaman, budi daya, dan proses pasca panen.
“Keberadaan AP2K, di even ini saya fikir cukup membantu dari segi edukasi. Beberapa ekor kambing yang dihadirkan, tentunya membuka mata petani kita untuk menjadi petani peternak. Sebenarnya boleh hewan apa saja, tetapi dalam proses pertanaman kopi. Persandingan antara kopi, lamtoro, dan kambing sudah cukup tepat guna dan sasaran. Kopi sebagai tanaman utama, lamtoro pelindung dan pakan ternak yang mengandung protein tinggi. Kotoran kambing sebagai kompos,’ beber Sarjana.