Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Dia sudah berbulat tekad untuk tidak (maju pilkada). “Cukuplah," kata Wali Kota Medan Dzulmi Eldin saat menghadiri Festival Pesona Lokal, di Lapangan Merdeka, Medan, Sabtu (3/8/2019). Memang, rada mengejutkan.
Tapi, sebenarnya, Eldin relatif sudah cukup menjadi pejabat di Medan. Maklum, sebelumnya Eldin adalah Wakil Wali Kota Medan (2010-2013). Karena Wali Kota Rahudman Harahap tersandung kasus hukum, Eldin diangkat menjadi Plt. Wali Kota pada 2013-2014. Kemudian, terpilih menjadi Wali Kota pada Pilkada 2015 hingga 2020. Hitung-hitung, nyaris dua priode juga.
Saya tidak tahu, apakah Eldin sedang mengamalkan kata-kata bersayap yang pernah dilontarkan oleh PM Malaysia Mahathir Mohamad. “Jangan tinggal lebih lama dari yang sepantasnya,” kata Mahathir.
Bahkan ada pelajaran dari ibunya di meja makan, yang saya kira sangat bagus diterapkan di panggung politik. “Ketika makanan masih terasa enak, itulah saatnya engkau berhenti makan. Jika tidak engkau akan makan berlebihan,” ucap Mahathir.
Kita teringat Soeharto yang terlena berkuasa selama 32 tahun. Seakan-akan dia tidak tahu kapan akan turun panggung. Eh, arus besar reformasi kemudian melengserkannya pada 21 Mei 1998.
Kekuasaan memang sangat menggoda. Tak heran jika banyak politikus yang berebut menjadi ketua umum partai politik. Bahkan, banyak yang terus bertahan menjadi ketua umum, dan kurang memperhatikan pentingnya regenerasi.
Eldin menyadari itu. Dia mendorong para generasi muda untuk maju Pilkada Medan. Tentu dengan harapan Kota Medan bisa jauh lebih baik lagi. “Yang bisa berbuat lebih dari saya, tentunya itu yang saya harapkan yang bisa menjadikan perubahan fundamental di Kota Medan," kata Eldin.
Padahal, berdasarkan survei LKK FISIP UISU yang dilakukan pada 17-24 Juni 2019, elektabilitas Dzulmi Eldin di posisi teratas dengan persentase 14,3%, Lalu, disusul Ihwan Ritonga 7%, Bobby Nasution 5,4% dan Akhyar Nasution 3,8 %. Ada Salman Alfarizi 2%, Kahiyang Ayu 1,5%, Dedi Iskandar Batubara 1,4%, Maruli Siahaan 1%, Abyadi Siregar 0,8%, Edy Ikhsan 0,6%, Datuk Saiful Azhar 0,6%, dan lainnya 5,8 %.
Saya merasa Eldin mungkin menghayati pepatah Melayu. Bayang-bayang (harus) sepanjang badan. Jujur dan objektif menilai diri sendiri.
Saya kira pepatah itu juga bagus direnungkan oleh mereka yang namanya disebut-sebut sebagai bakal calon Wali Kota Medan. “Apakah saya pantas menjadi Wali Kota Medan?” Begitu kira-kita perenungannya. Tabik!