Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Mobil Anak Bangsa (MAB) menjadi perusahaan lokal pertama yang memproduksi bus listrik di Indonesia. Bus MAB pun dinilai lebih murah biaya operasional energinya dibanding bus biasa dengan berbahan bakar BBM.
Menurut Technical Director MAB Bambang Tri Soepandi bus produksinya dapat menghemat 65% biaya bahan bakar dibandingkan dengan mobil bus dengan bahan bakar solar.
"Operational fuelnya kurang lebih hanya 35% harganya dibanding mobil bus biasa, mereduksinya 65%," kata pria yang akrab disapa Ongky ini, di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Dia memaparkan hitung-hitungannya, untuk bus dengan bahan bakar BBM membeli solar Rp 5.150 per liter. Satu liternya bisa digunakan menjalankan bus sejauh 2 km.
"Kalau dihitung berdasar harga solar, misal acuan solar per liter bus di Jakarta itu Rp 5.150 dan itu subsidi, kalau solar satu liter bisa dua kilometer, per kilometernya butuh biaya sekitar Rp 2600-an," papar Ongky.
Di sisi lain, bus listrik menggunakan energi sebesar 0,85 kwh per kilometer. Menurutnya, PLN menjual listrik di stasiun pengisian dengan harga Rp 1.650 per kwh, kalau membeli listrik curah sebesar Rp 770 per kwh.
"Nah pemakaian listrik sekilometer cuma 0,85 kwh, sekarang bisa dicek kemarin itu PLN jual Rp 1.650 per kwh, dia juga jual curah hanya Rp 770 per kwh,"
Untuk itu dalam satu kilometernya, bus listrik hanya butuh biaya operasional dibawah Rp 770 per kwh, tepatnya Rp 654 per kilometer. Jumlahnya lebih murah dibanding biaya operasional per kilometer bus dengan bahan bakar solar.
"Hitungannya satu kilometer kira-kira tarifnya kurang dari Rp 770 per kilometer, nah kalau solar per kilometer itu Rp 2600-an," jelas Ongky.(dtf)