Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pendataan jumlah Harimau Sumatra maupun satwa langka lainnya banyak yang ngarang. Hanya berdasarkan feeling. Sehingga tidak akurat dan justru sangat berbahaya terhadap upaya konservasi.
Demikian dijelaskan Hariyo Tabah Wibisono dari Yayasan Sintas Indonesia. Hariyo menjelaskan itu saat Launching Pelaksanaan Survey Okupansi Harimau Sumatra yang digelar Balai Besar KSDA Sumut, Jalan SM Raja, Medan, Rabu (18/9/2019).
Dikatakan Hariyo, tidak mudah menghitung populasi satwa langka, khususnya Harimau Sumatra. Selain wilayah jelajahnya yang luas, peralatannya juga sangat mahal.
"Kalau benar-benar tidak menggunakan metode yang tepat, jangan main feeling. Jangan ngarang. Itu sangat berbahaya. Nanti di wilayah ini dibilang sekian, tahu-tahu saat dipantau tidak ada," kata Hariyo.
Ditambahkan Hariyo, yang paling penting adalah mendeteksi kecenderungan apakah habitat Harimau Sumatra semakin rusak atau stabil. Menghitung jumlah populasi itu sangat sulit dilakukan.
Selama ini kami, sambung Hariyo, hanya mampu memantau dengan kamera di wilayah yang benar-benar habitat satwa ini. Untuk wilayah di sekitarnya hanya bisa dideteksi dengan mengenali jejak atau pun tanda lain yang ditinggalkan Harimau Sumatra, secara manual.