Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. "Never Stay in the Comfort Zone" (jangan pernah bertahan di zona nyaman), berulang-ulang kalimat tersebut diucapkan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Badikenita Sitepu, saat berbicara di hadapan peserta Seminar Ilmiah Tantangan dan Peluang Bisnis di Era Revolusi Industri 4.0 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USU, Sabtu (23/11/2019).
Kalimat tersebut terutama ditujukan pada mahasiswa berjumlah seratus lebih yang menghadiri seminar yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-58 FEB itu. Badikenita tampil sebagai pembicara bersama Ketua Satgas Wirausaha dan Investasi Otoritas Jasa Keuangan, Tongom Lumbantobing.
Di seminar bertajuk "Ekonomi Bagi Kemakmuran Anak Bangsa" itu terlihat jelas kalau Badikenita yang juga seorang pengusaha berusaha memacu atau memotivasi para mahasiswa berkreasi menciptakan berbagai jenis usaha. Memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi yang sudah menjelajah hingga ke pelosok-pelosok desa.
Katanya, karena berbagai kesibukan yang mendera masyarakat (khususnya di perkotaan), ketergantungan pada kemajuan teknologi digital tak terhindari. Aplikasi yang diciptakan berbasis internet menjadi alat bantu yang jadi pilihan.
"Misalnya saat kesultanan mencari asisten rumah tangga, tinggal klik go-clean. Saat tubuh merasa lelah, gunakan go-massage, untuk perawatan wajah panggil saja go-facial. Ada banyak lagi aplikasi yang bisa diciptakan yang sangat dibutuhkan," terangnya.
Mahasiswa ditantangnya untuk menciptakan aplikasi-aplikasi baru atau perusahaan start up. Entah aplikasi apapun yang bisa membantu kemudahan mendapatkan sesuatu layanan. Mahasiswa tidak boleh hanya berdiam berharap setelah lulus kuliah jadi pegawai negeri.
Kisahnya, saat duduk di semester 3 FE USU, dia menjalankan usaha jualan beras di kampus. Beras berukuran satu karung 10-15kg ditawarkan ke mahasiswa dan dosen. Dari tiap karung keuntungan Rp 4000,- diperolehnya.
"Saya kalau mau bersenang-senang waktu itu bisa saja. Bapakku anggota DPRD, ibuku mengelola toko emas. Tapi tidak mau, saya tidak mau berada di zona nyaman," tegasnya.
Selanjutnya setelah lulus dan meraih gelar SE dia melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, S2 dan S3. Hingga meraih gelar doktor menjadi pengajar atau dosen. Sembari menjadi pengusaha.
Pada 2010, ungkapnya, dia merupakan peserta termuda saat menempuh pendidikan di Lembaga Pertahanan Nasional. Mengajar pascasarjana S2 dan S3, bidang yang diajarkan adalah Manajemen Bisnis Internasional. Dengan harapan lahirnya bisnis entrepreneurship.
Sebagai anggota DPD, kali ini merupakan periode kedua baginya. Selama hampir setahun pada periode 2014-2019 dia menjadi senator melalui proses pergantian antar waktu. Kemudian terpilih kembali untuk periode 2019-2024.
Dalam waktu yang sama Badikenita juga menjabat komisaris di hotel berbintang lima di bawah payung bisnis Melia Grup. Khususnya untuk hotel yang berada di Jakarta dan Bali.
Itu sebabnya sebagai anggota Komite I DPD RI dia selalu berusaha membangun jiwa wirausaha atau entrepreneurship warga yang ditemuinya saat mengadakan reses. Dia menantang siapa saja yang berniat belajar bisa dikirim belajar ke lembaga pendidikan bisnis milik Sampoerna di Surabaya. Misalnya, belajar membuat bakso atau kacang goreng. Dengan harapan bisa menjadi pengusaha setelahnya.
"Never stay in the comfort zone," kata Badikenita.