Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisisdaily.com-Tanah Karo. Perlombaan pakaian pengantin adat Karo, yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo, di Taman Mejuah-juah Berastagi, Rabu (27/11/2019), dinilai mubajir dan terkesan sekadar menghabiskan anggaran akhir tahun.
Selain minim pengunjung, kegiatan yang melibatkan pelajar dan utusan kecamatan yang ada di Kabupaten Karo itu, hanya di ikuti oleh 25 pasangan pengantin lomba. Kegiatan ini dianggap pemborosan anggaran, karena pada Festival Bunga dan Buah pada bulan Juli 2019 lalu. Juga terselenggara lomba yang serupa.
"Ketika Festival Bunga dan Buah 4 bulan lalu, ada juga even pelombaan seperti ini. Sepertinya hanya untuk menghabiskan anggran jelang akhir tahun. Tidak diketahui secara pasti apa manfaatnya. Jika ditanya panitia tentu ada saja ada jawaban diplomatis dari mereka," ujar sejumlah warga yang ditemui medanbisnisdaily.com, diantaranya Caferius Sembiring.
Kabid Budaya Dinas Periwisata dan Kebudayaan Pemkab Karo, Ema Juliani, kepada medanbisnisdaily.com, mengatakan, kegiatan lomba kali ini bertujuan untuk melestarikan budaya leluhur. Banyak generasi muda yang tidak tahu dan paham akan penggunaan sekaligus makna aksesoris/pernak-pernik, yang terkandung dalam busana pengantin Karo.
Terkait anggaran yang ditampung dan digunakan dalam kegiatan lomba, Ema Juliani, belum mampu merinci secara detail. Karena menurutnya biaya yang dikeluarkan pihaknya akan dihitung pasca kegiatan. Karena dari 50 target peserta perlombaan pengantin adat Karo, hanya 25 pasang yang mengikuti.
"Belum dapat saya sebut nominalnya sekarang, karena anggaran tergantung jumlah peserta. Mungkin besok lusa baru diketahui secara detail. Target kita 50, tetapi hanya setengah yang ikut. Sekarang ini menyangkut anggaran agak ketat. Kegiatan ini bukan bersifat mencari keuntungan," ujar Ema Juliani.