Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ditetapkan sebagai kawasan Wisata Tani oleh Kementerian Desa (2019), sangat disayangkan potensi pariwisata yang terdapat di Desa Melati II (Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) tersebut saat ini pengembangannya terkendala ketersediaan tenaga listrik. Karena PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum peduli.
Wisata Tani tersebut berada di areal persawahan di persimpangan irigasi. Berkat keterlibatan Kemendes dalam pembangunannya, infrastruktur yang terbangun sudah mencapai 80%. Kemendes melakukannya guna pengembangan ekonomi lokal. Kekurangannya, salah satunya, aliran listrik belum tersambung kesana.
Menandai Wisata Tani benar-benar merupakan objek wisata, disana sudah terdapat homestay sekitar 30 unit. Milik warga Desa Melati II yang dipimpin Kepala Desa, Supardi. Berbagai pengembangan sudah direncanakan dilakukan ke depan oleh warga.
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPRD Sumatra Utara, Dinas Tri Adji, yang daerah pemilihannya termasuk Sergai sedari awal persiapan Wisata Tani sudah mendampingi Supardi. Agar kawasan wisata alternatif tersebut terus-terusan berkemas.
Misalnya, homestay, kelak akan disesuaikan dengan standard yang diterapkan hotel-hotel konvensional dalam hal penerimaan para tamu atau pengunjung. Ada resepsionis, welcome drink dan lainnya.
Kata Dimas, Selasa (3/12/2019), berbagai pihak mulai menunjukkan ketertarikannya pada Wisata Tani yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandiri itu. Beberapa lalu disitu berlangsung pertemuan Kelompok Tani dan Nelayan (KTNA) dari 33 kabupaten/kota di Sumut. Disana dilakukan pameran pertanian dan perikanan.
Pemkab Humbang Hasundutan bahkan sudah datang melakukan studi banding.
Belum lama ini tim panitia festival pariwisata tahun 2021 yang berjumlah tiga orang (dari Korea) juga berkunjung. Dari situ diharapkan para peserta yang kelak mengikuti festival singgah ke Wisata Tani walau sejenak sebelum berangkat menuju kota Parapat.
"Sayangnya aktivitas di Wisata Tani hanya bisa dilakukan sampai pukul 6 sore, sesudah itu kosong, tak ada listrik menerangi," ujar Dimas.
Kepada PLN Cabang Perbaungan yang pernah dimintai agar mengalirkan listrik ke Wisata Tani, terangnya, perusahaan tersebut berkilah. Terhadap warga diajukan syarat. Harus ada setidaknya 20 pemasang meteran agar PLN mau mengalirkan listrik.
"Dengan pertimbangan adanya Wisata Tani yang butuh dukungan agar berkembang seharusnya PLN memandang itu sebagai hal urgen, sehingga aliran listrik disambungkan," tegasnya.
Karena PLN Perbaungan belum peduli, Dimas dan Supardi akan mencoba usaha baru. Meminta kepada PLN Wilayah Sumut. PLN harus mau membuat sambungan listrik ke Wisata Tani tanpa harus membuat persyaratan yang rumit.
Kendati sesungguhnya ada dana desa yang dapat dipergunakan, sebagaimana diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2/12/2019), Dimas tetap akan meminta PLN Sumut memasang aliran listrik di Wisata Tani. Agar dana desa digunakan untuk kebutuhan masyarakat.