Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Serapan kredit perbankan Sumatra Utara (Sumut) khususnya kredit modal kerja terbilang seret. Data Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, realisasi kredit modal kerja mencapai Rp 107,43 triliun Capaian tersebut hanya tumbuh 2,4% dibandingkan tahun 2018 senilai Rp 104,92 triliun.
Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, melambatnya serapan kredit modal kerja tentu berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit perbankan Sumut secara keseluruhan karena share-nya yang besar.
"Kredit modal kerja memberikan share 48,32% terhadap total kredit perbankan Sumut yang mencapai Rp 222,31 triliun. Share kredit modal kerja memang jauh di atas share kredit konsumsi dan investasi," katanya, Kamis (16/1/2020).
Wiwiek merinci, serapan kredit konsumsi mencapai Rp 58,24 triliun atau tumbuh 75,6% dibandingkan tahun lalu senilai Rp 55,15 triliun. Kemudian kredit investasi tumbuh 7,6% dari Rp 52,67 triliun menjadi Rp 56,65 triliun.
Menurut Wiwiek, perlambatan serapan kredit tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang berdampak terhadap Sumut, khususnya di sektor industri.
Menurut pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, serapan kredit modal kerja yang melambat memang sangat disayangkan. "Angkanya masih jauh dari harapan. Padahal harapannya bisa tumbuh double digit. Mengingat kredit modal kerja ini sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan industri di wilayah Sumut. Jelas ini menunjukkan gejala perlambatan industri kita," katanya.
Begitupun, kata Gunawan, hal tersebut bukanlah sepenuhnya dikarenakan masalah internal ekonomi Sumut. Namun turut dipicu buruknya kinerja ekonomi dunia hingga mempengaruhi kinerja ekonomi Sumut yang bermuara pada penyerapan kredit yang rendah.
Tahun ini, tambah Gunawan, kondisinya tidak akan jauh berbeda, bahkan dengan ketidakpastian ekonomi yang semakin besar, kemungkinan serapan kredit akan semakin melambat.