Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Seiring pelarangan pengumpulan orang banyak dari pemerintah terkait pandemi virus Corona (COVID-19), berimbas pada harga jual bunga potong di pasar tradisional di Kabupaten Karo. Petani dan pedagang bunga di Pasar Bunga, Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, sangat merasakan dampak tersebut.
“Tidak adanya resepsi pernikahan ataupun prosesi acara sebelum pemakaman secara adat belakangan ini, pasca masuknya virus Corona ke Sumatera Utara. Sangat berimbas terhadap kebutuhan bunga potong”, ujar Ate Litna br Karo seorang petani bunga yang ditemui medanbisnisdaily.com di kawasan Pasar Bunga Desa Raya, Rabu (15/4/2020).
Bahkan mirisnya lagi kondisi penjualan bunga potong ketika hari pasar, Rabu dan Sabtu beberapa pekan terkahir ini, sambung ibu duan anak itu. Hampir tidak lagi memiliki pasaran harga jual. Istilah setempat, per ikat bunga yang sebelumnya memiliki nilai tertentu, kini dijual secara borong-borong (obral,red). Jika tidak menempuh langkah itu, maka bunga yang telah dipotong akan masuk tong sampah.
“Jika tidak di obral pada hari pekan (Rabu dan Sabtu,red), maka bisa pulang kampung dengan tangan kosong. Contoh, bunga kerisan besar (berjenis warna) biasanya terjual dikisaran harga diantara Rp.20.000 hingga Rp 40.000, kini hanya dijual rata-rata Rp 5.000/ikat. Bunga sedap malam biasanya Rp 5.000-10.000 per tangkai, kini hanya terjual Rp 10.000 per ikat (sekitar 30 tangkai, red)," beber Ate Litna.
Petani bunga lainnya yang dihubungi medanbisnisdaily.com Wisma Pandia juga menuturkan hal yang tidak jauh berbeda. Bahkan ironisnya, menurut pengurus kelompok tani bunga di Desa Raya itu, saat ini hampir 90 persen produksi bunga tidak laku terjual sehubungan minimnya permintaan pasar.
“Yang kami butuhkan saat ini adalah perhatian pemerintah daerah. Bulan Mei ini, produksi bunga mayoritas sudah habis, dan masuk fase masa tanam berikutnya. Jika harga penjualan terus anjlok, tanpa solusi, bagaimana permodalam kedepannya? Masalah yang dihadapi petani bunga ini, sekiranya menjadi atensi Pemda Karo. Dalam Pesta Bunga dan Buah beberapa bulan lalu kami, juga berperan," ujar Wisma berharap.