Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. DPC Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Kabupaten Toba menunjukkan kepedulian menghindari serangan virus covid-19 terhadap masyarakat.
Secara khusus organisasi ini membagikan sebanyak 1.200 masker kepada kalangan buruh serabutan termasuk abang becak, petani dan tukang bangunan yang selama ini kesulitan mendapatkan alat pengaman penutup mulut.
"Ini hanya karena situasional dimana sudah lebih 2 minggu warga banyak mengeluh karena kesulitan mendapatkan masker baik dari toko maupun pemerintah setempat. Dalam hal ini kami dari DPC Pospera berupaya untuk mendukung pemutusan mata rantai wabah ini," ujar aktivis DPC Pospera Toba, Jefry Siahaan, Kamis (16/4/2020) di Balairung Balige.
Dia mengatakan, wabah virus covid-19 tidak boleh dianggap sepele. Sesuai instruksi Pemerintah RI semua warga dan elemen masyarakat harus bahu-membahu dan sepakat memberantas serangan virus covid-19 melalui penjagaan kebersihan diri ditambah menggunakan masker saat menjalankan aktivitas.
"Inilah yang disikapi DPC Pospera Toba. Banyak warga khususnya kalangan buruh tidak menggunakannya hanya karena sulit mendapatkan di toko. Berdasarkan itu, sengaja kami datangkan dan saat ini dibagikan," sebutnya.
Kata Jefry Siahaan, dengan disalurkannya masker kepada warga di Balige di lingkungan pasar tradisional dan sepanjang Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) berjumlah 1.200 buah diharapkan dapat membantu warga tidak terkena serangan virus yang mematikan tersebut.
" Sekarang di posisi lingkungan pasar dan Jalinsum sudah dibagi sebanyak 1.200 buah dan sehari sebelumnya untuk masyarakat nelayan dan buruh bangunan di kawasan Pantai Lumban Silintong sudah terealisasi sebanyak 700 buah ," ungkapnya seraya menyebut pembiayaan pengadaan adalah murni dari pribadi.
Buruh bangunan di Balige, Ramot Simangunsong, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada DPC Pospera Toba yang telah bersedia memfasilitasi kebutuhan masker kepada para buruh dan masyarakat ekonomi lemah yang selama ini sulit mendapatkan masker di toko.
"Meski kami golongan rendah bukan tidak peduli akan program pemerintah yang mengimbau agar virus covid-19 tidak merebak melalui penggunaan masker. Namun ketika kami kesulitan mendapatkannya maka kegiatan sehari-hari dijalankan tanpa menggunakan masker," ucapnya.