Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan tarif baru terhadap barang-barang ekspor dari Eropa. Menurut Kantor Perwakilan Dagang AS, rencananya 30 produk dari Eropa akan dikenai tarif baru sekitar US$ 3,1 miliar. Adapun barang-barang yang sedang dipertimbangkan untuk dinaikkan tarifnya adalah zaitun, coklat, kopi, bir, minuman beralkohol gin, beberapa truk hingga mesin.
Sebelumnya, AS sudah memasang tarif 15-25% atau senilai US$ 7,5 miliar untuk barang-barang Eropa. Kali ini, AS ingin menaikkan tarif tersebut menjadi sebanyak 100% akibat dari perselisihan yang kian memburuk oleh kedua belah pihak tersebut. Sebagaimana diketahui, AS-Eropa memang tengah berselisih terkait subsidi pemerintah kepada produsen pesawat.
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) pun tampak memihak pada AS. Sebab menurut WTO, Uni Eropa kerap membantu Airbus dengan jumlah subsidi yang tidak adil yang merugikan penjualan jet berbadan lebar dari Boeing yang berbasis di AS. Keputusan itu membuka jalan bagi AS untuk mengenakan tarif pada barang-barang Eropa.
Untuk itu, Uni Eropa pun mengancam akan mengenakan tarif serupa untuk barang-barang AS sebagai balasan atas putusan sebelumnya. Uni Eropa pun mengkritik rencana pengenaan tarif baru AS kepada barang-barang ekspornya. Menurut Uni Eropa, rencana AS tersebut telah melampaui apa yang diizinkan oleh WTO.
"Ini menciptakan ketidakpastian bagi perusahaan dan menimbulkan kerusakan ekonomi yang tidak perlu di kedua sisi. Apalagi ini terjadi di tengah kesulitan ekonomi setelah krisis COVID-19," kata Uni Eropa dalam pernyataan resmi mereka dikutip dari CNN Business, Kamis (25/6/2020).
Satu-satunya cara untuk menyelesaikan perselisihan tersebut adalah negosiasi. Uni Eropa berencana membuat proposal untuk menyelesaikan sengketa pesawat sebelumnya.
Pengenaan tarif pada barang ekspor biasanya akan dibayar oleh konsumen AS, jika para eksportir tidak membayar pajaknya ke pemerintah. Beberapa eksportir AS mulai merasakan dampak dari pengenaan tarif sebelumnya.
Sebuah asosiasi eksportir minuman keras AS, Distilled Spirits Council menyampaikan anggotanya kini telah kehilangan ratusan juta penjualan sejak diterapkannya tarif terhadap barang ekspor Eropa. Pihaknya khawatir tarif baru AS bisa menyebabkan penjualannya akan lebih anjlok lagi dari kondisi saat ini.
"Perusahaan minuman keras Uni Eropa dan AS telah cukup menderita sebagai akibat perang dagang ini. Semakin lama perselisihan ini tidak diselesaikan, semakin besar ancaman tarif berdampak pada industri kami," kata kelompok dagang itu.
Pertarungan terbaru AS-Uni Eropa memanas setelah dua produsen pesawat Boeing dan Airbus mengalami penurunan tajam dalam permintaan pesawat mereka karena COVID-19. Keduanya, telah melakukan berbagai cara untuk menutupi kerugian, mulai dari memangkas produksi mereka hingga berencana memecat atau mem-PHK lebih banyak tenaga kerja mereka.(dtf)