Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Ceres-Negros, klub sepakbola tersukses di era modern Filipina, dikabarkan terancam bangkrut. Klub tersebut juga disebut akan mengundurkan diri dari kompetisi domestik.
Bek asal Australia, Josh Grommen, pernah buka suara soal kondisi kesulitan yang dihadapi klubnya. Ia mengaku ragu klubnya bisa membayar uang kontrak kepada pemain di tengah pandemi virus corona.
Kondisi serba tidak pasti ini juga dibarengi dengan dilema kelanjutan Philippines Football League (PFL). Terkini, pemerintah sudah memberikan lampu hijau kepada klub untuk menjalani latihan lagi mulai 3 Juli lalu.
"Ini bukan situasi bagus buat Ceres yang merupakan salah satu tim terbaik di Asia. Soal kelanjutan PFL, tak ada yang tahu di tengah kenaikan kasus (corona). Dan saya tak tahu apakah klub bisa membayar gaji lagi," kata Josh Grommen dalam wawancara eksklusifnya di theworldgame.
"Perkembangan virus saat ini sedang buruk di Filipina karena jumlah kenaikan 600 kasus baru per hari," ujarnya menambahkan.
Ceres-Negros adalah juara PFL tiga musim terakhir pada 2017-2019. Perlu diketahui, PFL adalah kompetisi sepakbola profesional pertama di Filipina yang baru digulirkan pada 2017.
Sebelumnya, Filipina cuma menyelenggarakan United Football League (UFL) yang berstatus semi-profesional. Sementara sejak PFL digulirkan, Ceres-Negros tampil dominan sejak kompetisi itu digulirkan.
Tak hanya jago kandang, Ceres-Negros juga tampil memukau di Asia. Kiprah pertamanya di Asia adalah di AFC President's Cup yang diikuti oleh klub-klub dari negara sepakbola berkembang.
Tahun 2015 jadi kali pertama Ceres-Negros tampil di ajang antar klub Asia dengan bermain di Piala AFC. Sayang tahun itu Ceres hanya bisa bermain di babak play-off.
Setahun berselang, kiprah Ceres-Negros mulai diperhitungkan berkat keberhasilan mereka lolos hingga ke babak 16 besar. Kiprahnya semakin bagus dengan tampil hingga ke babak Inter-zone Play-off Semifinal tahun 2017, ASEAN Zonal Final tahun 2018, dan terakhir ke ASEAN Zonal Semifinal tahun 2019.
Persija Jakarta bahkan takluk dua kali dari The Busmen dengan skor 0-1 di Bacolod, Filipina, dan kembali kalah 2-3 di Jakarta pada Piala AFC 2019. Hasil bagus Ceres-Negros di Piala AFC membuat rangking Filipina naik di pemeringkatan klub-klub Asia.
Filipina mulai musim depan pun akan mendapat jatah tiket otomatis ke Liga Champions Asia (LCA) 2021. Perlu diketahui, negara yang mendapat jatah otomatis ke LCA, mereka tak mendapat jatah tiket Piala AFC lagi.
Artinya, tak akan ada wakil Filipina lagi di Piala AFC musim depan. Kondisi ini terasa miris buat Indonesia yang punya daya tarik sepakbola lebih besar.
Sebenarnya klub yang bermarkas di Stadion Panaad, Bacolod, itu sudah pernah dua kali berkesempatan tampil di LCA. Namun langkahnya terhenti di babak play-off. Teranyar, mereka cuma kalah 0-2 dari FC Tokyo asal Jepang di Stadion Ajinomoto, pada babak kualifikasi LCA 2020.
Sayang di saat Ceres-Negros sedang jaya-jayanya, klub itu terancam bangkrut. Harapan membuat harum sepakbola Filipina di LCA pun terancam.
detikSport mencoba mengorek informasi ini dari gelandang serang Ceres-Negros, yakni Stephan Schrock. Sayang dia menghindari pernyataan soal kabar kebangkrutan klubnya.
"Hallo teman," begitu jawaban singkat eks pemain Eintracht Frankfurt itu saat dikonfirmasi detikSport. "Saya kira itu (Ceres-Negros bangkrut) hanya rumor, kawan".
Striker asing mereka, Bienvenido Maranon, lebih terbuka soal hal ini. Pemain asal Spanyol itu mengakui kondisi sulit yang tengah dihadapi timnya.
Ia bahkan mengaku sedang mempertimbangkan untuk cabut dari Filipina atas kondisi yang terjadi di Ceres-Negros. Top scorer sepanjang masa Piala AFC dengan raihan 35 gol itu bersedia pindah ke klub-klub Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
"Situasi di Ceres tidak bagus sekarang ini, mereka tak menggaji pemain sejak COVID-19. Bos kami dari sebuah perusahaan punya masalah sebagaimana perusahaan lain saat ini," tutur Maranon kepada wartawan.
"Saya terbuka dengan kesempatan keluar dari klub ini, saya menunggu tawaran bagus dari klub Asia lainnya. Tapi saya masih berharap bos kami bisa melanjutkan bisnis klub tanpa menjual ke investor lainnya," ujarnya berharap.
Bos Ceres-Negros yang dimaksud Maranon adalah Leo Rey Yanson. Ia diketahui sebagai seorang pengusaha dan sekarang tercatat sebagai direktur dua perusahaan bus besar di Filipina, yakni The stockholders of Ceres Transport, Inc (CTI) and Gold Star Bus Transit, Inc (GSBTI).
Namanya pernah ramai diberitakan media-media Indonesia pada penyelenggaraan SEA Games 2019 lalu. Saat itu ia turun tangan dengan memberikan bantuan bus kepada para peserta SEA Games yang sempat kesulitan transportasi di Filipina. dtc