Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pembangunan apapun di kawasan Danau Toba umumnya dan khususnya Geopark Kaldera Toba, harus sesuai berdasarkan standarisasi yang diminta UNESCO. Itulah sebabnya Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) harus selalu dilibatkan dalam perencanaan pembangunan di sana.
Hal itu dikatakan General Manager BPGKT Hidayati didampingi Wakil General Manager Gagarin Sembiring, dan pengelola lainnya dalam pertemuan dengan wartawan di Medan, Kamis (09/07/2020).
Saat ini dengan resminya Kaldera Toba ditetapkan masuk ke jaringan UNESCO Global Geopark, Selasa (07/07/2020), kata Hidayati, semakin menguatkan posisi BPGKT untuk memimpin keterpaduan dalam pengembangan di kawasan Danau Toba, termasuk di Kaldera Toba itu sendiri.
Dan beberapa hari yang lalu, sebut mantan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut itu, BPGKT datang memenuhi undangan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT). Ke BPGKT diminta usulan terkait program di geosite-geosite yang ada di Kaldera Toba.
BPGKT bukan sebagai pelaksana fisik, akan tetapi digarap oleh ke instansi pemerintah, seperti Kementerian PUPR, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, maupun oleh BPODT.
Dalam pertemuan dengan BPODT itu, BPGKT pun mengusulkan sejumlah program untuk pengembangan setiap geosite. Dan bahkan saat itu, diminta untuk tersedianya kapal pesiar (geotrack by boat).
BACA JUGA: Kaldera Toba Masuk UNESCO Global Geopark, Hidayati: Bangga dan Cintai Alamnya
Tujuannya untuk mengkoneksikan antar 16 geosite. Adapun kapal pesiar direncanakan untuk geotrack Tongging-Silahi Sabungan-Palipi-Haranggaol-Tongging. Kemudian geotrack Parapat-Samosir-Simanindo-Parapat.
Terus Muara-Sibandang-Janji Raja-Muara. Dan geotrack penyebarangan dari Muara ke Tongging. "Jadi ada empat poin geotrack," katanya.
Nantinya di dinding-dinding kaldera itu, bisa disuguhkan cerita tentang geologi. "Ini sudah kami sampaikan agar nilai tambah itu Kaldera dapat menambah minat wisatawan," ujar Hidayati, yang juga Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sumut itu.
Sebagaimana diketahui, Kaldera Toba mencakup 7 kabupaten sekawasan Danau Toba, yakni Samosir, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Simalungun, Dairi dan Karo.
Geopark Kaldera Toba terdiri 16 geosite, yakni:
1. Geosite Sipisopiso-Tongging (Kabupaten Karo).
2. Geosite Silalahi-Sabungan (Kabupaten Dairi).
3. Geosite Haranggaol (Kabupaten Simalungun).
4. Geosite Sibaganding (Kabupaten Simalungun).
5. Geosite Taman Eden (Kabupaten Toba Samosir).
6. Geosite Batu Basiha-TB Silalahi Balige (Kabupaten Toba Samosir).
7. Geosite Situmurun (Kabupaten Toba Samosir).
8. Geosite Hutaginjang (Kabupaten Tapanuli Utara).
9. Geosite Muara Sibandang (Kabupaten Tapanuli Utara).
10. Geosite Sipincur (Kabupaten Humbang Hasundutan).
11. Geosite Bakara-Tipang (Kabupaten Humbang Hasundutan).
12. Geosite Tele (Kabupaten Samosir)
13. Geosite Pusukbuhit (Kabupaten Samosir).
14. Geosite Hutatinggi Sidihoni (Kabupaten Samosir).
15. Geosite Ambarita-Tuktuk-Tomok (Kabupaten Samosir).
16. Geosite Danau (pemersatu seluruh kabupaten sekawasan Danau Toba).