Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Penjualan bisnis TikTok di Amerika Serikat kembali mendapat ganjalan dari pemerintah China. Pemerintah China lebih memilih jika TikTok gulung tikar di AS daripada dijual oleh pemiliknya.
Padahal ByteDance sebagai pemilik TikTok telah bernegosiasi dengan calon pembeli seperti Microsoft dan Oracle untuk membeli bisnis TikTok di AS sejak Presiden Donald Trump bulan lalu mengancam akan melarang platform video tersebut jika tidak dijual.
Trump juga sudah memberi tenggat waktu bagi ByteDance hingga pertengahan September untuk menyelesaikan penjualan TikTok.
Tapi, petinggi China merasa penjualan yang dipaksa seperti ini akan membuat ByteDance dan China terlihat lemah akan tekanan dari AS, kata tiga sumber anonim seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (12/9/2020).
Dua dari sumber tersebut mengatakan China akan menggunakan revisi terhadap aturan ekspor teknologi yang dibuat pada 28 Agustus untuk menunda perjanjian antara ByteDance dan calon pembeli TikTok, jika terpaksa.
Dalam keterangannya kepada Reuters, ByteDance mengatakan pemerintah China tidak pernah menyarankan kepada mereka untuk menutup TikTok di AS atau negara lainnya.
Saat ditanya tentang Trump dan TikTok, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan AS seharusnya berhenti menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan memintanya untuk berhenti menekan perusahaan asing.
Polemik TikTok di AS memang semakin rumit. Perkembangan terbaru menyebutkan TikTok mungkin tidak harus menjual bisnisnya karena ByteDance saat ini sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah AS.
Sementara itu Trump tidak akan memberikan perpanjangan tenggat waktu untuk penjualan TikTok di AS yang jatuh pada 15 September. TikTok sendiri dicekal oleh pemerintah AS karena dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, keputusan yang telah digugat oleh TikTok di pengadilan.(dtn)