Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kasus pemandian jenazah perempuan yang dimandikan petugas laki-laki di RSUD Djasemen Saragih, Pematang Siantar beberapa hari lalu, dikecam keras oleh anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP Partogi Sirait. Partogi meminta agar Direktur RSUD Djasemen Saragih, Ronal Saragih dicopot. Hal itu diungkapkan Partogi dalam pertemuannya dengan Kapolres Pematang Siantar AKBP Boy Sutan Binanga Siregar, Rabu (30/9/2020) di Kota Pematang Siantar.
"Bagaimana bisa jenazah istri orang dimandikan oleh 4 pria dan saya dengar isunya jasad itu difoto oleh petugas RS. Dimana rasa kemanusiaan mereka, apa yang dirasakan oleh pihak keluarga apalagi suami. Ini merupakan tindakan pelecehan, tidak bermoral dan tidak menyenangkan karena tidak sesuai dengan aturan agama, maka sudah layak jika Ronal Saragih dicopot," tegas Partogi dalam keterangan tertulisnya kepada media, Kamis (1/10/2020)
Partogi mendukung keluarga yang menempuh jalur hukum. Partogi juga meminta Kapolres terus menyelidiki motif ini karena dirinya tidak ingin kejadian ini berdampak sosial yang tinggi.
"Saya judah sudah melakukan komunikasi dengan Kapolres Pematang Siantar dan bahwa beliau siap menjadikan kasus ini perhatian yang prioritas," jelas Partogi
AKBP Boy Sutan Binanga Siregar menyampaikan bahwa pihaknya meminta waktu untuk mendalami kasus tersebut, Karena ini menyangkut nyawa dan masalah aqidah.
"Kita harus hati-hati dalam menangani perkara ini. Kami juga berharap pihak terkait agar sabar dan menunggu, karena ini menjadi tanggung jawab kami sebagai pihak kepolisian untk memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada masyarakat," kata Boy Sutan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kamis ( 24/9/2020) MUI Pematang Siantar juga telah memanggil pihak RSUD Djasamen Saragih terkait hal itu. Dikatakan Ketua MUI Pematang Siantar M Ali Lubis, suami perempuan itu tidak terima dan menyampaikan keberatannya kepada MUI Pematang Siantar.
"Setelah ditanya ke pihak RSUD, mereka mengatakan hal itu dilakukan karena tidak ada petugas perempuan. Pihak RSUD sudah meminta maaf, namun pihak keluarga sepertinya akan melanjutkan kasus itu ke kepolisian," kata Ali.