Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) hari ini rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah untuk membahas anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2020.
Dalam paparannya Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan bank sentral sudah mengeluarkan kebijakan untuk proses pemulihan ekonomi RI.
"Secara keseluruhan kebijakan kami bersinergi dengan pemerintah untuk terus mendukung stimulus BI dan pemulihan ekonomi nasional," kata Perry dalam rapat virtual, Kamis (12/11/2020).
Dia mengungkapkan BI juga mengeluarkan instrumen yang diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan berkoordinasi dengan pemerintah serta KSSK untuk menjaga stabilitas sistem makroekonomi dan sistem keuangan.
Termasuk di dalamnya komitmen pendanaan APBN 2020 sebagaimana yang sudah disepakati di keputusan bersama.
Kemudian BI juga telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali atau sekitar 100 bps dengan melihat ke depan yang masih terbuka ruang untuk penurunan suku bunga. "BI juga akan memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk diputuskan dalam rapat dewan gubernur (RDG)," kata dia.
Selanjutnya pelonggaran kebijakan makroprudensial misalnya menurunkan loan to value dan kebijakan mendorong pertumbuhan kredit. Selain itu ada pula kebijakan untuk mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital.
Lalu terkait stimulus moneter quantitative easing Rp 672,4 triliun BI menyebut ekspansi moneter dari penurunan giro wajib minimum (GWM) periode Januari-April mencapai Rp 420 triliun kemudian Mei - November Rp 252 triliun.
"Ini untuk memastikan likuiditas perbankan lebih dari cukup, supply perbankan untuk siap menyalurkan kredit. Ini jadi fokus KSSK untuk memetakan supply kredit perbankan dan demand agar granular ke sektor-sektor yang perlu didorong," ujar dia.(dtf)