Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, menilai politik dinasti yang menyerang Bobby Nasution sangat tidak tepat. Ia melihat demokrasi adalah jawaban dari berakhirnya istilah dinasti.
"Dalam demokrasi itu memberi ruang untuk semua orang terlibat. Demokrasi menghapus tuduhan bahwa dinasti itu masih ada. Dalam demokrasi semua punya peluang. Ada wali kota anaknya bagus maka didukung dan seterusnya. Dan itu tidak bisa dilarang sebab didukung dengan UU, tidak ada hukum yang dilanggar di sini," ujarnya di Posko Pemenangan Bobby-Aulia, Jalan Cik Ditiro, Medan, Kamis (19/11/2020).
Justru, masih kata Fahri Hamzah, kedekatan, jalur dan kolaborasi yang mulus dengan pemerintah pusat akan jadi nilai plus bagi masyarakat Kota Medan.
"Kedekatan Bobby Nasution ke pusat memang harus. Dan itu akan jadi keuntungan masyarakat Medan. Kolaborasi daerah ke pusat itu jadi salah satu kemajuan pembangunan. Pemerintah kota itu tak bisa main sendiri, tidak akan sanggup. Perlu bantuan dari pusat. Ini malah berantem sama pusat, efeknya infrastruktur Medan berantakan," tambah Fahri Hamzah.
Bagi kubu tertentu yang anti pemerintah pusat, Fahri Hamzah justru pesimis akan mampu membenahi Kota Medan. Sebab bagaimana kota perlu bantuan dari pemerintah pusat untuk pembangunan infrastruktur.
"Itu yang anti pusat kalau pun menang bakal susah karena tak harmonis," kata Fahri menambahkan.
Provokasi anti pemerintahan pusat di Pilkada Medan kata Fahri agar tidak ditanggapi. Fokus pasangan Bobby Nasution dan Aulia Rachman adalah membenahi Kota Medan, mengejar ketertinggalan.
"Ini negara kesatuan bukan negara Federal. Negara kesatuan itu pemerintahan pusat membentuk pemerintah daerah lewat UU. Kita harus bina hubungan baik dengan pemerintah pusat, gak bisa pemda buruk hubungan dengan pusat. Ini pilkada dibenturkan ke pusat, menang pun susah itu nanti. Masyarakat Medan jangan mau terprovokasi," pungkas Fahri.