Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat. Penguasaan enam literasi dasar yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015 menjadi sangat penting tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Informasi dan Komonikasi dan UNICEF pada tahun 2014, setidaknya pengguna smartphone di Indonesia telah mencapai sekitar kurang lebih 47 juta jiwa. Jumlah tersebut jika dipersentasikan telah mencapai 14% dari seluruh pengguna handphone di dunia. Sementara jika dilihat dari komposisi usia, maka persentase pengguna gadget anak-anak dan remaja di Indonesia telah mencapai 79,5 %. Adapun sebagian besar dari keseluruhan persentase tersebut digunakan untuk mencari informasi, hiburan, dan menjalin relasi melalui media sosial.
Tidak hanya sampai di situ, hasil survei dari Indonesia Hottes Insight juga menunjukkan bahwa sekitar 63% anak telah memiliki akun Facebook yang digunakan untuk update ’status’, mengunggah foto-foto, serta bermain game. Kemudian 9% anak telah memiliki akun Twitter, dan 19% anak terlibat secara aktif bermain game online di internet melalui gadget-nya.
Dari hasil survei di atas dapat saya simpulkan hampir semua masyarakat Indonesia sudah menggunakan teknologi. Contohnya anak anak SD maupun SMP di beberapa daerah sudah memiliki sosial media seperti Facebook , dimana mereka merasa senang bisa berkomunikasi dengan seseorang walaupun berbeda daerah, meng-upload aktivitas sehari-hari, dan sebaliknya melihat aktivitas orang lain.
Apa Itu Literasi Digital?
Literasi atau 'literature' dalam istilah latin, 'letter' dalam bahasa Inggris mendeskripsikan literasi sebagai dasar dari pengetahuan manusia yang terus berkembang. Sedangkan digital berasal dari kata 'digitus', yang dalam bahasa Yunani berarti jari jemari.
BACA JUGA: Perempuan Berdaya di Era Revolusi Industri 4.0
Menurut wikipedia, literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi digital juga merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal. Digital literasi lebih cenderung pada hal hal yang terkait dengan keterampilan teknis dan berfokus pada aspek kognitif dan sosial emosional dalam dunia dan lingkungan digital.
Dahulu orang disebut buta huruf bila belum sampai pada tahap membaca dan menulis. Tetapi kini istilah "buta huruf milenial" adalah kondisi gagap teknologi (gaptek) alias minus literasi digital.
Literasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat saat ini. Sebab kemajuan teknologi yang tidak diimbangi oleh kecerdasan dalam menggunakan perangkat teknologi modern, niscaya akan memberikan dampak buruk bagi peradaban manusia. Dalam literasi digital itu bukan hanya sekedar kemampuan mencari, menggunakan dan menyebarkan informasi akan tetapi, diperlukan kemampuan dalam membuat informasi dan evaluasi kritis, ketepatan aplikasi yang digunakan dan pemahaman mendalam dari isi informasi yang terkandung dalam konten digital tersebut. Disisi lain literasi digital mencakup tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukannya karena menyangkut dampaknya terhadap masyarakat.
Literasi digital tidak semata mata penguasaan teknologi komputer dan keterampilan penggunaan internet belaka yang berkonotasi menjadikan manusia sebagai sosok robotic belaka, melainkan lebih luas daripada itu yakni memadupadankan literasi dan digital.
Pentingnya Literasi Digital di era Milenial
Generasi milenial disebut juga sebagai generasi digital. Generasi milineial/digital adalah mereka yang tumbuh dalam kemudahan akses informasi digital dan teknologi informasi. Generasi ini sangat dekat dengan perkembangan teknologi komputasi digital. Berbagai macam informasi dapat diakses dengan sangat mudah oleh semua generasi. Beraneka konten bertebaran di dunia maya baik melalui portal, situs berita, maupun media sosial.
Sobat milenial, kita harus pahami betapa pentingnya literasi digital di era sekarang ini, terutama kita sebagai generasi milenial. Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas dan patuh hukum dalam membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Generasi milenial harus memahami pentingnya pemanfaatan teknologi tepat guna.
Diharapkan nantinya generasi Milenial menjadi generasi yang kreatif dan kritis dalam menggunakan media informasi digital, menjadi generasi muda yang terus mengasah hard skill karena generasi muda merupakan penggerak menuju Bangsa yang lebih baik, agar terhindar dari isu provokatif dan penipuan. Salam hangat!
====
Penulis Mahasiswa Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Medan
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat/profesi/kegiatan (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat (3-5 kalimat setiap paragraf). Judul artikel dibuat menjadi subjek email. Tulisan TIDAK DIKIRIM DALAM BENTUK LAMPIRAN EMAIL, namun langsung dimuat di BADAN EMAIL. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]