Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pandemi Covid-19 saat ini telah membatasi pergerakan orang-orang di seluruh dunia. Dampaknya dirasakan sangat nyata, tidak hanya pada kegiatan ekonomi, tetapi juga pada pasokan darah untuk pasien, karena berkurangnya pendonor.
Kondisi ini pun terjadi di Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik. Padahal, donor darah selama pandemi sebenarnya tetap aman dijalani, karena dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Petugas hampir sama dengan pendonor, kelengkapannya. Selalu pakai masker, pakai handscoon (sarung tangan medis), ngambil darahnya juga harus lebih baik, dan menggunakan antiseptik. Di UTD RS Adam Malik petugas juga diperiksa swab PCR secara rutin," ungkap Dokter UTD RSUP H Adam Malik, dr Mohammad Riza Lubis SpPK (K), Jumat (25/6/2021).
Sementara itu, Koordinator Mutu dan Pelayanan UTD RSUP H Adam Malik dr Tonny SpPK (K) menjelaskan tentang donor darah pascavaksinasi Covid-19. Dia menyebutkan, ada pendapat yang menyatakan boleh dan ada pendapat yang menyatakan tunda donor.
Menurut dia, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, vaksinasi dengan vaksin dari virus yang dilemahkan (attenuated virus), maka donor darah ditunda selama 4 minggu. Namun, jika menggunakan vaksin dengan virus yang tidak aktif (inactivated virus), maka tidak diperlukan penundaan.
Sedangkan, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia lanjut dia, menyatakan penerima vaksin Sinovac dapat mendonorkan darah setelah 3 hari pascavaksinasi apabila tidak terjadi efek samping vaksinasi. Kemudian, Palang Merah Indonesia juga menyebutkan bahwa penerima vaksin dapat mendonorkan darah setelah 2 minggu pascavaksinasi ke-2.
Kepala UTD RSUP HAM dr Ida Adhayanti SpPK (K) menambahkan, situasi selama pandemi telah memberikan dampak besar terhadap kegiatan donor darah. "Jumlah pendonor banyak berkurang, sangat berkurang sekali. Tahun 2020 sangat jauh berkurang. Tahun 2019, ada kurang lebih 23 ribu pendonor dan tahun 2020 hanya 13 ribu," bebernya.
Makanya, sambung dia, UTD RSUP H Adam Malik terus melakukan berbagai strategi untuk menghadapi kesulitan pemenuhan kebutuhan darah yang terjadi saat ini. Salah satunya penerapan protokol kesehatan.
"Ini dilakukan untuk menjaga keamanan pendonor dan stok darah, sekaligus untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap keamanan proses donor darah selama pandemi," terangnya.
Ida juga menyampaikan, pendonor tidak perlu merasa khawatir untuk melakukan donor darah selama pandemi. Karena mereka menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Kami tunggu kehadirannya untuk donor setelah vaksinasi dan pada masa pandemi ini,” pungkasnya.